MEDAN, iNews.id - Ribuan ikan milik petani keramba jaring apung di kawasan Danau Toba tepatnya di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara (Sumut) mati mendadak dalam sepekan terakhir. Dari data sementara, tercatat ada 180 ton ikan yang mati mendadak.
Salah seorang petani keramba ikan, Roy mengungkapkan, kematian ribuan ekor ikan ini sudah terjadi sejak Senin (20/8/2018). “Ikan paling banyak mati pada Selasa dan Rabu. Di situ sudah banyak mengapung. Yang mati rata-rata yang berat sekitar 3 ons ke atas. Yang tersisa tinggal ikan-ikan kecil lagi," ujar Roy yang memiliki lima keramba, Kamis (23/8/2018).
Roy mengaku tidak mengetahui penyebab pasti kematian ikan-ikan yang mayoritas berjenis mujair dan nila tersebut. "Namun dari kabar yang kita dengar karena pengaruh air danau yang kotor sehingga oksigen untuk ikan berkurang," kata Roy.
Akibat kejadian ini, Roy mengaku mengalami kerugian puluhan juta rupiah karena mengalami gagal panen. Namun Roy beruntung kerugian yang dideritanya masih lebih kecil dibandingkan petambak lain. "Masih ada yang lebih besar, ada yang punya 150 keramba. Kerugiannya mungkin miliaran rupiah," ucap Roy.
Petambak lainnya, Saut Simanjorang mengatakan, ikan budi dayanya satu per satu mengapung ke permukaan sejak pagi dan semakin banyak sorenya.
Diperkirakan sebanyak 20 pengusaha KJA yang kawasan Pintu Sona mengalami kejadian serupa, sementara KJA di Kelurahan Tanjung Bunga, Kecamatan Pangururan, tidak terdampak. "Ikan-ikan di KJA kawasan kami masih sehat," sebut Hotdon Naibaho, pemilik KJA di Kelurahan Tanjung Bunga.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait