MADINA, iNews.id - Dua orang yang jatuh ke kolam penampungan air milik perusahaan panas bumi PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) pada Sabtu (29/9/2018) sekitar pukul 8.30 WIB merupakan santri yang belajar di Pondok Pesantren (Ponpes) Mustafawiyah Purba Baru, Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara.
Kedua korban, yakni Irsanul Mahya (14) dan Muhammad Musawi (15), semuanya warga Desa Sibanggor Jae Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Madina. Mereka ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa setelah dilakukan proses pencarian selama kurang lebih enam jam.
Di tempat kejadian, tim pencarian yang bekerja mulai pukul 9.00 WIB menggunakan perahu karet dan lainnya, tim dibantu TNI/Polri dan warga setempat. Kemudian berhasil menemukan jenazah keduanya di dasar kolam berlumpur dengan kedalaman 9 meter.
Petugas menemukan jenazah kedua santri sekitar pukul 14.30 WIB. Jenazah korban yang pertama berhasil dievakuasi dari dalam kolam adalah Irsanul Mahya pada pukul 14.45 Wib. Sedangkan jenazah Musawi berhasil dievakuasi pada pukul 15.05 Wib. Saat ditemukan, kedua korban masih berpakaian lengkap.
Kejadian itu berawal saat keduanya memasuki areal kolam penampungan air milik PT SMGP yang dioperasikan perusahaan KS Orka. Kolam itu sudah tidak difungsikan sejak empat bulan lalu. Menurut warga tak seorang pun petugas perusahaan yang berjaga di areal kawasan tersebut.
“Sekitar empat bulan kolam penampungan ini sudah tidak berfungsi lagi, dan pihak perusahaan sudah meninggalkannya. Yang kami sayangkan, mereka tinggalkan tanpa ada pagar pengaman. Tidak ada pemberitahuan dilarang masuk, sehingga warga di sini bebas kapan saja masuk ke kawasan yang cukup berbahaya ini," ujar seorang warga setempat yang tidak mau disebut namanya.
Di kawasan kolam itu tidak ditemukan pagar pengaman, sehingga korban yang rencananya bermain di kawasan tersebut tergelincir dan jatuh ke dalam kolam dengan kedalaman 9 meter itu.
“Dulu waktu masih beroperasi, kolam ini masih punya pagar pengaman, tapi setelah ditinggalkan, pagarnya dilepas dan dibiarkan begitu saja, padahal begitu jatuh sudah tak bisa diselematkan,” tambah Tokoh Masyarakat Puncak Sorik Marapi, Parlindungan Nasution.
Dia meminta kepada pihak PT SMGP agar bertanggung jawab kepada keluarga korban. Pihak perusahaan dianggap lalai karena meninggalkan kolam begitu saja.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait