Anggota DPRD Batubara dari Partai Perindo, Alpon Sirait. (Foto: Istimewa).

BATUBARA, iNews.id – Kerusakan infrastruktur irigasi di Daerah Irigasi (D.I) Bah Bolon, termasuk D.I Purwodadi, Cinta Maju, Tanjung Muda, Perkotaan dan Simodong, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara telah menghambat aliran air ke sawah. Kondisi ini menyebabkan kerugian hingga Rp500 miliar per musim tanam. 

Setelah dua tahun dilanda krisis irigasi yang menyebabkan kekeringan, ribuan petani Batubara akhirnya melihat secercah harapan. 

Anggota DPRD Batubara dari Partai Perindo, Alpon Sirait turun langsung ke lapangan untuk membantu mengatasi persoalan ini. Bersama pemerintah daerah dan warga, dia menggagas gotong royong untuk pengerukan sedimen di pintu intake serta saluran sepanjang 5 kilometer di D.I Cinta Maju. 

Air kini mulai mengalir kembali, meskipun belum sepenuhnya normal. Selain itu, dalam pertemuan dengan kepala desa dan kelompok tani di Bendung Seimanggar, disepakati langkah darurat pembangunan bangunan pengarah air sementara dengan matras geosintetik dan cerucuk batang kelapa. 

Solusi ini diharapkan dapat memperbaiki aliran air ke area pertanian yang membutuhkan. “Kita harus memastikan petani bisa menjalankan pola tanam mereka tanpa kendala lagi,” ujar Alpon. 

Dia juga mendorong sinergi antara pemerintah daerah, provinsi, dan pusat untuk mencari solusi jangka panjang bagi sektor pertanian.

Menurutnya, keberlangsungan pertanian harus menjadi prioritas utama. “Suara petani harus didengar, karena dari tangan mereka pangan kita terjaga,” katanya.


Editor : Kurnia Illahi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network