MEDAN, iNews.id – Kedua Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utra (Sumut) peserta Pilgub Sumut punya penekanan berbeda untuk mendorong investasi di Sumut. Edy Rahmayadi menekankan pentingnya keamanan sedangkan Djarot lebih mementingkan kemudahan dalam perizinan.
Hal ini terungkap dalam sesi kedua Debat Publik III sekaligus terakhir Pilgub Sumut, di Hotel Santika, Medan, Selasa (19/6/2018) malam, yang disiarkan langsung iNews.
Calon Gubernur Nomor Urut 2, Djarot Saiful Hidayat yang mendapat giliran pertama memberikan pendapatnya mengatakan, iklim investasi di Sumut sangat dipengaruhi oleh sistem pelayanan dan perizinan. Oleh sebab itu, pasangan Djoss (Djarot-Sihar) akan mendorong sistem pelayanan perizinan terpadu sehingga tidak ada lagi pungutan liar (pungli), mempemudah prosedur, dan menciptakan iklim keamanan yang baik.
“Sumut punya potensi luar biasa, posisi geografi yang strategis, sehingga potensi investasi dari luar sangat terbuka lebar seperti perkebunan, pertanian, pertambangan, pariwisata, mulai dari hulu sampai hilir. Tapi perizinan yang harus kami perbaiki. Kami sudah punya sistem perizinan terpadu untuk memudahkan investasi masuk ke Sumut,” papar Djarot.
Calon Wakil Gubernur Sumut Nomor Urut 2, Sihar menambakan, investasi sangat tergantung pada kepercayaan investor pada pemerintah. Karena itu, pasangan Djoss akan membangun kepercayaan investor agar berinvestasi di Sumut dengan sistem perizinan terpadu tersebut.
Djarot kembali menambahkan, kepercayaan hanya bisa dibangun jika pemerintahnya transparan dan partispatif. “Trust hanya bisa dibangun jika ada contoh dari pimpinannya,” ujar Djarot.
Sementara Calon Gubernur Nomor Urut 1, Edy Rahmayadi lebih menekankan pentingnya keamanan untuk investasi di Sumut. Dia menilai keamanan menjadi yang lebih penting dari segalanya.
“Faktor perizinan ini sudah alasan klasik untuk Indonesia. Begitu sulit perizinan. Saya enggak tau kenapa mempersulit. Ini persoalan paling menonjol karena kami orang sini, kami orang Sumut, maka keamanan, ini dulu yang perlu. Kalau orang kami bilang, jangan terlalu banya ulok, kalau banyak ulok, tadi jadi investasi berjalan. Bukan hanya perizinan, tai kita tegaskan keamanan, ini lebih penting dari segalanya,” papar Edy.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait