DELISERDANG, iNews.id - Pembunuhan siswa SD Yayasan Baiti Jannati di Jalan Murai, Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara disaksikan langsung teman sekelas dan guru. Mereka kini akan diupayakan mendapat terapi penyembuhan pascatrauma (trauma healing).
Terapi dinilai perlu diberikan mengingat wali kelas dan teman sekelas SRB melihat langsung aksi penikaman yang menewaskan SRB (10) siswa kelas VI, Selasa (9/8/2022) pagi.
"Kejadian itu tentu membawa luka mendalam bagi guru dan juga para siswa teman sekelas korban. Polisi khawatir jika tidak diberikan terapi akan menimbulkan trauma berkepanjangan terhadap guru dan anak-anak di sekolah itu," ujar Kapolsek Sunggal Kompol Chandra Yudha, Selasa (9/8/2022)
Apalagi tadi wali kelas SRB sempat tak bisa berhenti menangis. Dia bahkan histeris karena merasa bersalah hingga harus dijemput suaminya ke sekolah.
"Syok (trauma) pasti ada. Apalagi pada anak-anak yang melihat langsung peristiwa itu. Kita tidak ingin berkepanjangan sehingga akan kami upayakan terapinya," kata Chandra.
Sementara usai pembunuhan, semua siswa di sekolah tersebut dipulangkan. Orang tua masing-masing siswa diminta untuk menjemput anak mereka.
"Langsung kami pulangkan tadi. Kami tidak ingin semakin banyak siswa dan guru yang mengalami trauma," kata Waluyo, Ketua Yayasan Baiti Jannati.
Sebelumnya, siswa SD berinisial SRB tewas dibunuh saat mengikuti pelajaran di ruang kelas. Pelaku pembunuhan diduga paman korban bernama Rahmat (32). Dia datang ke sekolah dan masuk ke kelas korban serta langsung menikam korban.
Waluyo bersama wali kelas korban berusaha menolong dengan membawanya ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Namun setiba di rumah sakti, korban dinyatakan meninggal dunia.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait