Keluarga korban menangis saat menyaksikan proses pencarian penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Selasa (19/6/2018). (Foto: Antara)

JAKARTA, iNews.id – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di wilayah Sumatera Utara (Sumut), sebelum musibah dialami Kapal Motor (KM) Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Senin (18/6/2018). Bukan hanya sekali, dalam rentang tiga jam, BMKG telah mengeluarkan dua kali peringatan dini cuaca.

"Peringatan ini tidak tersentral diberikan dari pusat saja, karena BMKG memiliki 180 UPT di daerah. Kantor Wilayah I BMKG di Sumut sudah mengeluarkan peringatan dini dua kali pukul 11.00 WIB dan 14.00 WIB pada tanggal 18 Juni 2018," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono R Prabowo, Selasa (19/6/2018).

Dia menjelaskan, prakiraan di wilayah Samosir akan ada potensi peningkatan cuaca buruk yang signifikan juga sudah disebutkan dalam peringatan dini tersebut. Masa berlaku informasi peringatan dini cuaca bisa tiga hingga empat jam sebelum digantikan dengan informasi cuaca yang baru.

Mulyono melanjutkan, BMKG mencatat telah terjadi peningkatan kecepatan angin dari dua hingga tiga meter per detik menjadi enam meter per detik sekitar pukul 17.00 WIB di Samosir. Kecepatan angin tersebut sama dengan 12 knot, dan ini bisa memicu ombak setinggi 75 centimeter (cm) hingga 1,25 cm.

Jika melihat risikonya, kondisi angin tersebut bisa berbeda dampaknya terhadap kapal. Untuk kapal nelayan dengan tonase kecil bisa terdampak mulai dari skala sedang hingga tinggi.

Informasi dari BMKG itu tentu juga diserahkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan pengelola penyeberangan.

Diketahui, Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat (Hubda) di Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI Budi Setiyadi memimpin rapat pembagian tugas lima tim untuk menangani kecelakaan Kapal Motor (KM) Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba, Sumatera Utara, Selasa (19/6/2018).


“Saat ini sudah ada 128 orang yang melapor keluarganya hilang dan kemungkinan menjadi korban," kata Budi di Pos Komando (Posko) Pelabuhan Tiga Ras, Kabupaten Simalungun.

Tim pendaftaran korban KM Sinar Bangun itu dikoordinir kepolisian, agar dari keluarga korban dapat dipastikan informasi jumlah penumpang kapal motor yang tenggelam pada 18 Juni 2018 sekira pukul 17.00 WIB tersebut.

Posko Pelabuhan Tigas Ras hingga kini mencatat 19 penumpang telah ditemukan, termasuk seorang di antaranya atas nama Tri Suci Wulandari yang telah meninggal dunia. Adapun korban yang selamat dirawat tim medis di Kabupaten Samosir dan Simalungun.

Dia mengemukakan, tim pencarian dan pertolongan dikoordinir Basarnas, dan tim penyelidik penyebab kecelakaan dikoordinir Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Diharapkan ada rekomendasi agar ke masa depan musibah tidak terulang.

Lokasi tenggelamnya Kapal Kayu KM Sinar Bangun diperkirakan berjarak sekitar satu mil dari Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumut.

Kasubbid Penmas Polda Sumatera Utara AKBP MP Nainggolan di Medan, Senin malam (18/6/2018), mengatakan kapal tersebut berangkat dari Dermaga Simanindo, Kabupaten Samosir menuju pelabuahan Tigaras, Kabupaten Simalungun.

Sebelum tiba di Dermaga Tigaras tiba-tiba KM Sinar Bangun mengalami oleng akibat pengaruh cuaca buruk, dengan angin kencang dan ombak cukup besar.

"Kapal penumpang itu terbalik hingga akhirnya tenggelam. Penumpang mengalami kepanikan dan banyak yang melompot ke perairan Danau Toba," kata Nainggolan.


Editor : Donald Karouw

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network