Kepala BNPB Suharyanto meninjau langsung pengungsian warga di Langkat. (foto: ist)

LANGKAT, iNews.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meninjau langsung kondisi pengungsi di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, Jumat (5/12). Kehadirannya untuk memastikan bantuan penanganan banjir dan longsor benar-benar sampai kepada warga.

BNPB turun ke Langkat setelah data sementara pada Kamis (4/12) mencatat 11 orang meninggal dunia dan 12.087 jiwa mengungsi.

Suharyanto mengunjungi salah satu titik terpadat, yakni lokasi pengungsian di Kantor Camat Hinai. Tercatat 6.300 jiwa bertahan di posko tersebut.

"Saya hadir di sini pertama mengucapkan belasunkawa, turut merasakan kesedihan bapak/ibu sekalian, mudah-mudahanan kondisi ini segera berlalu," ujar Suharyanto, Sabtu (6/12/2025).

Kehadiran BNPB turun ke Langkat tidak hanya untuk peninjauan simbolis, tetapi juga memberikan solusi kepada warga terdampak. Suharyanto memastikan proses perbaikan tanggul yang jebol sedang berlangsung. Pemerintah menargetkan pengerjaan selesai dalam tiga hari sehingga banjir tidak kembali meluas.

BNPB turun ke Langkat juga membawa rencana pembangunan hunian sementara (huntara). Huntara menjadi solusi bagi warga yang rumahnya rusak berat dan sudah tidak layak ditinggali.

"Adapun bagi rumah rusak juga mendapatkan Rp15 juta, rusak sedang Rp30 juta dan rusak berat sebesar Rp60 juta," kata Suharyanto.

Selain itu, pendataan kerusakan rumah terus dilakukan oleh tim gabungan. Upaya pemulihan jangka panjang diproyeksikan berlangsung setelah kondisi tanggap darurat stabil. BNPB turun ke Langkat memastikan proses ini dilakukan terstruktur.

Sebelumnya, kondisi memilukan diungkap figur publik Ferry Irwandi terkait kondisi ribuan pengungsi di Langkat. Mereka tinggal di posko pengungsian yang berdiri di atas rel kereta api dan tidak layak huni.

"Di pelosok Langkat, kami menemukan lokasi pengungsian berisi 2.000 orang dengan fasilitas sangat minim dan dibangun di atas rel kereta api," kata Ferry, Kamis (4/12/2025).

Banyak keluarga tidak ke bagian tempat tidur karena tenda sangat terbatas. Ketika hujan turun, sebagian warga tidak terlindungi sama sekali.

Di posko tersebut, terdapat bayi, anak kecil, orang lanjut usia, hingga hewan ternak. Fasilitas penerangan nihil sehingga malam hari menjadi sangat rawan. Kondisi ini viral dan menambah urgensi bagi BNPB turun ke Langkat memberikan penanganan lebih cepat dan tepat.

Ferry berharap pemerintah daerah hingga pusat mempercepat penanganan. Dia menegaskan banyak bendungan jebol yang perlu diperbaiki agar warga memiliki kepastian untuk pulang.


Editor : Donald Karouw

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network