MEDAN, iNews.id – Calon Gubernur (Cagub) Sumatera Utara (Sumut) nomor urut 2 Djarot Saiful Hidayat di sela-sela kegiatan kampanye, mengunjungi rumah pengasingan Presiden pertama RI Soekarno di Desa Lau Gumba, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Selasa (13/3/2018). Djarot tampak takjub melihat rumah yang pernah ditinggali bapak pendiri bangsa itu dan mengingatkan pentingnya bagi masyarakat untuk mengisi kemerdekaan.
Kedatangan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut dipandu oleh Sugeng Priwono, penjaga rumah pengasingan Bung Karno. Berdasarkan penjelasan yang disampaikan Sugeng, Bung Karno diasingkan di rumah tersebut oleh pemerintah kolonial Belanda selama 11 hari, yakni mulai dari tanggal 22 Desember 1948 hingga 1 Januari 1949. Saat itu, Bung Karno diasingkan bersama-sama dengan Sutan Syahrir dan Agus Salim.
Djarot tampak memeriksa semua isi rumah yang menurut Sugeng masih dipertahankan keasliannya. Sejauh ini, tidak ada kendala berarti yang dihadapi dalam pemeliharaan rumah pengasingan Bung Karno. “Mungkin kendalanya hanya hujan abu vulkanik Gunung Sinabung, selebihnya ya tidak terlalu berarti,” ujarnya.
Sementara itu, Djarot mengaku takjub setelah melihat rumah pengasingan Bung Karno di Berastagi. Salah satunya saat melihat pohon beringin berdaun cemara di kawasan salah satu tempat bersejarah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia itu. “Ini hanya ada di lokasi ini. Sudah pernah ditanam di sejumlah tempat, namun tidak bisa tumbuh seperti ini,” ujar Djarot.
Dalam sejarahnya, Bung Karno bersama-sama dengan Sutan Syahrir dan Agus Salim kerap berdiskusi di bawah pohon beringin itu. “Ini adalah satu situs yang harus dirawat, dipelihara dan dioptimalisasi, sehingga warga kita tahu bahwa dalam perjalanannya, Bung Karno pernah dibuang ke tempat ini,” papar Djarot.
Djarot pun mengajak seluruh masyarakat, terutama generasi muda untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pembelajaran tentang peristiwa agresi militer Belanda menjadi sangat penting agar masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, memahami bahwa mempertahankan kemerdekaan itu penuh dengan pengorbanan.
“Karena itu, kita semua generasi muda berkewajiban mengisi kemerdekaan. Salah satunya membangun jembatan emas, yang di balik jembatan emas tersebut terwujud masyarakat kita yang adil, makmur, dan sejahtera,” paparnya.
Hingga saat ini, rumah pengasingan Bung Karno masih kerap dikunjungi masyarakat Indonesia dan wisatawan dari luar negeri. Banyak ingin sekadar melihat rumah yang pernah ditinggali oleh bapak pendiri bangsa itu dan juga mempelajari sejarah dan perjuangannya.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait