JAKARTA, iNews.id – Penelitian terbaru menunjukkan, orang yang positif terinfeksi virus corona kehilangan kemampuan indra penciuman dan pengecap. Kebenaran hal ini masih didalami ahli virologi untuk mendapat kesimpulan akurat terkait gejala virus corona yang dirasakan penderitanya.
Dalam sejumlah kasus penelitian disebutkan, sejumlah pasien bisa kehilangan indra penciuman dan pengecap saat terinfeksi Covid-19. Hal ini bermula dari pengakuan seorang pasien asal Italia.
Sebelum dinyatakan positif terinfeksi, pasien inibmengaku mengalami sejumlah gejala. Termasuk kelelahan, demam dan batuk. Namun ternyata, dia juga mendapati beberapa gejala baru seperti hilangnya indra penciuman dan pengecap.
Pasien ini baru menyadarinya ketika membersihkan apartemen. Dia mengaku tidak dapat mencium aroma cairan pembersih lantai yang umumnya menimbulkan bau menyengat. Bahkan saat menumis bawang putih di atas penggorengan, dia sama sekali tidak dapat mencium aromanya.
Tak sampai di situ, saat hendak mencicipi sayuran yang diolah dengan bumbu-bumbu beraroma kuat, dia juga mengaku tidak dapat merasakan cita rasanya.
Secara anekdot, sejumlah ahli medis menyatakan sebagian besar pasien positif corona turut mengalami gejala serupa. Namun hingga saat ini, belum ada penelitian lebih lanjut terkait gejala-gejala baru tersebut.
Sebab, para dokter di Italia dilaporkan sedang kewalahan dalam menangani pasien virus corona yang jumlahnya terus bertambah. Bahkan, mereka kini ikut berjuang bertahan hidup sembari memberikan perawatan medis kepada ribuan pasien.
Hingga akhirnya penemuan ini menarik perhatian ahli virologi asal Jerman Hendrik Streek. Dia dilaporkan sedang meneliti lebih lanjut untuk mengungkap kebenaran dari gejala terbaru tersebut.
Saat ini, Streek dan timnya sedang sibuk mengambil sampel harian dari para pekerja yang terinfeksi dan sedang menjalani isolasi di rumah sakit.
Mereka juga melakukan sesi wawancara khusus untuk mengetahui perkembangan gejala tersebut. Hasilnya pun sangat mengejutkan, dua pertiga responden mengaku mengalami gejala serupa, yakni hilangnya indra penciuman dan pengecap.
"Menurut mereka, gejala itu berlangsung selama beberapa hari," kata Streek.
Temuan yang sama juga diungkapkan oleh Massimo Galli, Professor Penyakit Menular di University of Milan. Dia mencatat gejala ini akan muncul setelah pasien mengalami sesak napas, demam dan gejala-gejala umum lainnya. Dalam arti lain, gejala tersebut tidak akan muncul pada diagnosis dini.
Sementara menurut Judy Stone yang berprofesi sebagai Dokter Spesialis Infeksi sekaligus kontributor Forbes, satu-satunya penyakit atau infeksi yang dapat menyebabkan hilangnya indra penciuman adalah Herpes simplex encephalitis. Dia mengaku tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
Sampai saat ini, Judy mengaku belum dapat memastikan penyebab terjadinya gejala-gejala tersebut. Beberapa virus memang dapat menghancurkan sel atau reseptor sel di bagian hidung.
Ada juga virus yang dapat menginfeksi otak melalui saraf sensorif penciuman. Menariknya, kemampuan virus dalam menginfeksi otak inilah yang diduga menjadi pemicu kegagalan pernapasan pada pasien positif Covid-19.
Laporan terakhir menyebutkan, dua orang ternama seperti blogger Arielle Charnas dan pemain film Frozen 2 Rachel Matthews, juga mengalami gejala hilangnya indra penciuman dan pengecap.
Sementara itu, UK THT (British Association of Otorhhinolaryngology) dan BRS (British Rhinological Society), meminta agar setiap individu yang mengalami gejala tersebut untuk langsung mengisolasi diri.
"Hilangnya penciuman dan pengecap bisa jadi penandaan infeksi Covid-19," demikian pernyataan resmi mereka dikutip dari Forbes, Senin (23/3/2020).
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait