MEDAN, iNews.id - Rumah jagal kucing di Jalan Tangguk Bongkar 7, Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut), hingga kini masih ramai dibahas setelah viral di media sosial. Polisi telah turun tangan ke lokasi dan memeriksa sejumlah saksi terkait aktivitas yang membuat warga resah itu.
iNews.id sebelumnya juga sudah langsung ke rumah yang disebut warga sebagai lokasi penjagalan kucing tersebut. Pantauan iNews.id, sekilas tempat jagal ini tampak seperti rumah warga pada umumnya. Lokasinya berada di permukiman warga dan di samping kiri kanan bangunan juga ada rumah lain.
Namun, setelah tiba di halaman rumah ini, perbedaannya dengan rumah lain langsung terlihat. Di lantai rumah banyak ceceran darah, mengundang lalat berkerubung. Sebagian lantai tergenang air kotor dan tercium bau amis.
Tampak pula talenan atau kayu bulat yang digunakan sebagai alas untuk memotong daging. Diduga, aktivitas jagal kucing ini menggunakan talenan itu. Darah terlihat masih menempel di sana.
Sejumlah karung diletakkan begitu saja di lantai halaman rumah. Karung-karung itu terlihat mencurigakan karena dikerubungi lalat. Polisi yang membuka karung sempat terlihat kaget menemukan dua kepala kucing di dalamnya. Ada pula karung lain yang diduga berisi potongan kucing tersebut.
"Itu kepala kucing?," tanya seorang polisi yang turun ke TKP.
"Ya kepala kucing lah," kata petugas lain menjawab.
Polisi lalu mengeluarkan dua kepala kucing dari karung dan meletakkannya di atas talenan. Sontak warga pun terlihat ngeri melihatnya. "Iiii...," kata warga yang ramai menyaksikan polisi di TKP.
Petugas datang setelah mendapat laporan warga menemukan tumpukan karung goni. Ternyatang memang stelah dicek, benar berisi kepala, organ serta bagian tubuh kucing. Petugas akhirnya membawa barang bukti tersebut. Saat pemeriksaan, pemilik rumah tak ada di lokasi.
Menurut keterangan warga setempat, mereka memang rata-rata sudah mengetahui aktivitas jagal di rumah tersebut.
"Warga sini kan sempat larang. Tapi yah emang gitu aja kerjanya, motongin kucing. Kan dari situ dia cari uangnya," ujar Anggiat Sipahutar, warga setempat, Kamis (28/1/2021).
Menurutnya, aktivitas jagal kucing berlangsung setiap hari. Daging kucing ini dijual untuk dikonsumsi sambil minum tuak.
"Saya gak tahu berapa ekor setiap hari. Tapi yah setiap hari ada aja, setiap hari dia motongnya, dia cari makan dari situ. Ya memang kucing, saya kan warga di sini, saya tahulah," kata Anggiat.
Dugaan sementara, daging kucing itu dijual ke lapo tuak untuk menjadi tumbal atau teman minum tuak. Harganya disebut mencapai Rp70.000 per kilogram.
Kasus jagal kucing di Kota Medan yang viral di media sosial masih didalami kepolisian. Sejauh ini, polisi masih melakukan penyelidikan dan belum menetapkan tersangka terkait lokasi jagal kucing yang dagingnya dijual seharga Rp70.000 per kilogramnya.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan saat ini pihaknya masih memeriksa sejumlah saksi terkait lokasi jagal kucing tersebut. Namun demikian, dia tidak merinci berapa orang saksi yang diperiksa terkait lokasi jaga kucing tersebut.
"Masih dalam pendalaman. Saat ini penyidik masih memeriksa sejumlah saksi," ujar Hadi, Jumat (29/1/2021).
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait