PADANGLAWAS UTARA, iNews.id – Perjuangan puluhan siswa SMA Negeri 1 Dolok Sigompulon, Padanglawas Utara (Paluta), Sumatera Utara (Sumut) untuk menempuh Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tidak mudah. Mereka terpaksa harus menginap di sekolah agar bisa ujian dengan menumpang di sekolah lain. Pasalnya, sekolah mereka tidak mempunyai fasilitas memadai untuk UNBK, baik komputer dan jaringan internet.
Sedikitnya ada 62 orang siswa dan siswi yang dibawa Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Dolok Sigompulon ke Kecamatan Batang Onang untuk menginap demi melaksanakan UNBK. Tidak ada pilihan lain selain menginap karena lokasi ujian jauh. Jarak tempuh menuju SMKN 1 Batang Onang, sekolah tempat mereka menempuh ujian. mencapai tujuh jam perjalanan. Jika tidak menginap, mereka tidak akan bisa ikut ujian.
"Kami menginap di sini rencananya sampai selesai ujian karena fasilitas sekolah kami kurang memadai. Komputer dan internetnya nggak ada. Sementara perjalanan kami ke sini paling cepat enam jam dan bisa sampai tujuh jam," papar salah seorang siswa SMAN 1 Dolok Sigompulon, Lena Rambe.
Selama menginap, para siswa belajar di ruangan laboratorium yang menjadi tempat penginapan mereka. Meskipun dengan kondisi tak memadai dan lampu penerangan seadanya, semangat para siswa tidak surut untuk mendapatkan nilai ujian yang baik. Pantauan iNews, Rabu malam (11/4/2018), para siswa tampak belajar dengan serius untuk menghadapi UNBK hari ketiga, Kamis besok (11/4/2018).
"Kami pasti tetap serius belajar disertai doa. Kami berharap semoga kami semua lulus ujian dengan mendapat nilai terbaik. Perjalanan kami ini membuahkan hasil memuaskan dan bisa sukses bersama-sama. Ke depan, kami berharap pengadan komputer dan jaringan internet di sekolah kami bisa dipercepat sehingga adik-adik kami tidak mengalami kondisi ini," kata Lena Rambe.
Sementara itu, Wakil Kepala SMAN 1 Dolok Sigompulon Romaiya Harahap yang mendampingi para siswa mengatakan, situasi sekolah yang belum mempunyai fasilitas UNBK membuat mereka harus menumpang ujian di SMKN 1 Batang Onang.
"Ada 62 orang siswa, terdiri atas 32 orang siswa IPA dan 30 siswa IPS. Jadi kami datang ke sini karena situasi sekolah kami yang kurang memungkinkan dan tidak punya fasilitas memadai untuk melaksanakan UNBK. Tidak ada jaringan internet," paparnya.
Romaiya berharap kepada pemerintah agar bisa membantu melengkapi fasilitas di sekolah mereka. Dengan begitu, para siswa di tahun ajaran mendatang tidak perlu lagi menumpang di sekolah lain saat pelaksanaan UNBK. "Kami berharap mendapat fasilitas lebih layak agar kondisi ini tidak terjadi lagi pada anak-anak didik kami," katanya.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait