ASAHAN, iNews.id – Para siswa SMP dan SMA Swasta Yayasan Bina Budaya, mogok sekolah untuk memprotes rencana pemagaran yang yang dilakukan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Asahan, Selasa (31/10/2017). Pembanguan pagar pemisah dengan sekolah negeri di Desa Rawang, Kecamatan Rawang Pancar Arga itu, dianggap akan menutup akses jalan para siswa sekolah swasta.
Perdebatan antara pihak kepala sekolah negeri dan pihak sekolah swasta pun tidak terhindarkan. Polisi yang mendapat iformasi langsung menengahi agar sengketa tanah dan rencana pemagaran tersebut tidak mengganggu aktivitas belajar mengajar.
Pihak sekolah negeri mengklaim batas tanah sesuai sertifikat melewati jalan sekolah swasta. Sementara perwakilan sekolah swasta menganggap jalan yang mereka lalui merupakan tanah negara. Tanah itu belum ada alas haknya karena di luar sertifikat milik sekolah negeri. Sebab, lokasi Sekolah Swasta Yayasan Bina Budaya berada di belakang sekolah dasar negeri.
Menurut Ketua Yayasan Bina Budaya, Bustaman Mangatas Samosir,
akses jalan yang mereka lalui selama 30 tahun itu merupakan jalan negara karena berada di luar sertifikat. Dia memprotes keras jika pemagaran di luar batas sertifikat. Aktivitas itu akan berdampak terhadap siswa karena akses jalan menuju sekolah swasta akan tertutup.
“Harapan kami dari pihak yayasan, jalan yang ukurannya lebih kurang 80 kali 4 meter itu, jadikan jalan desa sehingga bisa digunakan masyarakat desa dan anak-anak sekolah,” kata Bustaman Mangatas Samosir.
Sementara pihak Dinas Pendidikan Pemkab Asahan saat pertemuan di kantor balai desa setempat mengklaim pemagaran masih di kawasan yang tertera dalam sertifikat tanah. “Untuk menentukan batas pagar, kami sedang musyawarah dengan kepala desa, pihak kecamatan, kepala sekolah, dan komite sekolah,” tutur Kabid Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Asahan Muksin.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait