Edison Simanjuntak (kanan) menunjukkan foto putranya Ricardo Simanjuntak yang hingga kini nasibnya belum diketahui di Papua. (Foto: iNews/Andrey Simatupang)

TOBA SAMOSIR, iNews.id – Keluarga Ricardo Simanjuntak (27), yang diduga salah satu korban kebiadaban Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, hingga saat ini masih terus menunggu kepastian kabarnya. Mereka berharap Ricardo segera ditemukan dan pulang ke kampung halaman.

Air mata Edison Simanjuntak tak berhenti mengalir saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Napitupulu Bagasan, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sabtu (8/12/2018). Kecemasan, kekhawatiran, kesedihan, terlihat jelas di wajah ayah Ricardo Simanjuntak itu. Telepon yang dia tunggu-tunggu dari putra tercinta tak juga datang. Padahal, dia sudah memperbaiki ponselnya, sesuai janjinya pada Ricardo.

Menurut Edison, sebelum kejadian mengerikan yang menimpa para pekerja pembangunan Jalan Trans Papua, putranya Ricardo menelepon. Saat itu, dia sudah di Wamena. Dalam pembicaraan terakhir pada Rabu (28/11/2018), Ricardo berjanji akan kembali menelepon untuk memperjelas rencana ayahnya berobat pada Sabtu (1/11/2018).

“Sebelumnya dia menelepon abangnya. Katanya, tolong handphone kasih sama bapak nanti jam 8 malam, aku mau bicara. Akhirnya dia telepon. Dia tanya, bapak jadi berobat? Saya bilang jadi. Dia bilang, handphone bapak harus diperbaiki dulu, jadi Sabtu kita bisa bicara,” ungkapnya, Sabtu (8/12/2018).

Namun, pada hari yang dijanjikan, Ricardo tak juga memberi kabar. Keluarga mendapat kabar bahwa Ricardo dan sejumlah pekerja Trans Papua yang tinggal di Wamena, diminta kembali ke lokasi pembangunan.

Sejak hari itu pula, keluarga tidak lagi bisa berkomunikasi dengan Ricardo. Mereka lalu mendapat kabar mengejutkan. Ada penembakan brutal yang dilakukan KKB terhadap para pekerja pembangunan Trans Papua di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, Minggu (2/12/2018). 

Informasi itu membuat keluarga Ricardo Simanjuntak cemas. Apalagi, belasan korban dipastikan tewas. Sementara nasib Ricardo tidak diketahui, apakah turut menjadi korban atau selamat dalam aksi pembantaian yang dilakukan KKB.


Mereka terus memantau berita di televisi untuk mengetahui perkembangan evakuasi para pekerja Trans Papua. Keluarga berharap agar petugas gabungan segera menemukan Ricardo.

“Harapan saya, bantuan pasukan gabungan untuk terus mencari anak saya agar segera pulang ke pangkuan saya,” kata Edison Simanjuntak.

Edison menceritakan, anaknya pertama kali merantau ke Papua pada tahun 2014 lalu. Lalu pada 2016 lalu, Ricardo pulang ke kampung halaman. Anak yang dikenal baik itu ingin merawat ibunya yang tengah berjuang melawan penyakit kanker payudara.

Februari 2018 lalu, ibunya dipanggil Yang Maha Kuasa. Ricardo pun kembali ke Papua pada April 2018 dan bekerja di PT Istaka Karya. Dia tidak pernah lupa memberi kabar pada keluarga, terutama ayahnya.

Edison dan keluarga berharap segera mendapat informasi mengenai kondisi Ricardo. Dia tiada henti-hentinya berdoa agar Ricardo selamat dan segera pulang ke kampung halamannya di Balige. “Cardo, mulak ma ho amang (pulanglah kau nak),” kata Edison.


Editor : Maria Christina

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network