BATUBARA, iNews.id - Konflik antarnelayan di perairan laut Kabupaten Batubara, Sumatera Utara (Sumut) masih kerap terjadi akhir-akhir ini. Masalah ini berawal karena perbedaan alat tangkap yang mereka pakai, yakni dengan metode tradisional dan menggunakan pukat harimau.
Bupati Batubara, Zahir mengatakan, sudah membentukan satuan tugas (satgas) penertiban alat tangkap nelayan. Mereka pun sudah menggelar rapat koordinasi di kantor Bupati pada Rabu (23/1/2019) kemarin.
"Ini untuk mengatasi konflik antarnelayan yang kadang berujung anarkis," kata Zahir di kantornya kawasan Pemerintah Kabupaten Batubaru, Sumut, Kamis (24/1/2019).
Satgas ini, kata dia, akan menertibkan dan menangani alat tangkap nelayan yang memang tak sesuai aturan perundang-undangan. Dengan begitu, diharapkan tidak ada lagi konflik di antara mereka ke depannya.
Zahir juga mengatakan di dalam satuan tugas ini, Pemkab Batubara juga dibantu oleh petugas dari Kejaksaan, Kepolisian, TNI, serta Dinas Kelautan Provinsi Sumatera Utara.
"Ini agar Satgas dalam melakukan pengawasannya dapat lebih melekat baik itu melakukan tindakan preventif maupun penanganan," ujar dia.
Dalam melakukan pengawasan, Zahir juga mengungkapkan, Satgas harus bertindak hati-hati. Pertimbangan mereka dalam mengambil sikap serta tindakan perlu benar-benar matang, dan melihat dampak yang ditimbulkan.
"Khususnya aspek ekonomi dan sosial. Jadi, harus kita kaji lebih dulu secara mendalam dan menyeluruh agar tindakan ini tidak merugikan masing-masing pihak," kata Bupati Zahir.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait