MEDAN,iNews.id – Di tengah upaya mencegah masuknya virus korona, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) juga mewaspadai penyebaran virus difteri. Bukan tak beralasan, sejauh ini sudah 23 warga Sumut yang suspect difteri dengan dua di antaranya meninggal dunia.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut Teguh Supriyadi meminta para petugas kesehatan untuk terus bersosialisasi kepada orang tua maupun anak akan pentingnya vaksin difteri.
"Karena masih ada orang tua yang tidak mengizinkan. Nah, kalau ada yang seperti itu, petugas Puskesmas harus mampu meyakinkan mereka karena imunisasi itu penting," ujarnya kepada wartawan, Jumat (31/1/2020).
Salah satu alasan orang tua menolak imunisasi lantaran khawatir anak mereka akan sakit. Padahal hal itu merupakan reaksi dari proses vaksin ketika bekerja di dalam tubuh.
Dia juga mengakui cakupan imunisasi difteri memang normal, namun belum mencapai target secara keseluruhan. Capaian yang sudah didapatkan baru sekitar 80 persen dari jumlah sasaran bayi dan anak usia sekolah.
"Tapi seharusnya cakupan 90 persen. Untuk itu, tahun ini kami akan meningkatkan cakupan imunisasi dan kualitasnya," kata Teguh.
Dia menyebutkan, penularan difteri sangat cepat bagi anak yang tidak pernah dapat imunisasi DPT (difteri, pertusis, tetanus). Oleh sebab itu, yang perlu diantisipasi yakni orang-orang yang berhubungan atau kontak dengan anak-anak seperti guru TK maupun SD.
“Contohnya saat difteri menginfeksi seseorang, mungkin dia hanya merasa batuk-batuk biasa saja. Padahal sudah difteri. Nah, begitu dia dekat anak balita yang tidak imunisasi, maka tertular-lah anak itu," katanya menjelaskan.
Dinkes juga akan melakukan Outbreak Response Immunization (ORI) Difteri sebagai upaya antisipasi. Misal ada satu desa ditemukan penderita difteri, maka cakupan imunisasi DPT harus ditingkatkan.
"Jadi dilihat cakupan imunisasi DPT-nya, kemudian dari hasil penyidikan dimungkinkan nggak vaksin diberikan kepada anak di bawah 18 tahun. Makanya, kemarin mahasiswa USU yang ada kontak dengan mahasiswi yang meninggal suspect difteri diberi vaksin semuanya," ujar Teguh.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait