MEDAN, iNews.id - Calon Gubenur Sumatera Utara nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat bersama dengan istri Happy Farida Djarot blusukan ke Pasar Simpang Limun Medan, Jumat (2/3/2018). Djarot menyapa warga sekaligus berbelanja sejumlah peralatan rumah tangga untuk rumah yang baru mereka kontrak.
Kedatangan calon gubernur yang diusung PDIP dan PPP disambut meriah para pedagang maupun warga yang sedang beraktivitas di pasar. Beberapa bahkan terlihat berebut untuk berswafoto bersama Djarot dan istrinya.
Pedagang juga memanfaatkan kedatangan mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk berbelanja barang dagangannya. Satu di antaranya yakni, Lamta Siregar. Dia tampak aktif menawarkan sayuran dan tomat kepada Djarot. "Pak beli lah jualan ku pak. Aku jualan tomat yang segar-segar dari gunung," kata Lamta dengan logat khas Medan.
Djarot kemudian memilih dan membeli tomat tersebut. Selagi memilih tomat yang bagus dan segar, Lamta kemudian meminta kepada Djarot agar pedagang kaki lima (PKL) tidak digusur kalau dia terpilih menjadi pemimpin baru Sumut. "Berikan kami kredit murah juga pak, supaya kami bisa mengembangkan usaha kami," tuturnya.
Menanggapi aspirasi itu, Djarot mengungkapkan, dirinya tidak akan menggusur PKL. "Tidak akan digusur, akan kami tata semua para pedagang agar lebih rapi dan nyaman" ucapnya.
Selain Pasar Simpang Limun, Djarot juga berkunjung ke Pasar Petisah. Dari blusukannha itu, Djarot menilai kondisi pasar tradisional di Kota Medan masih jauh dari kata baik. "Seperti yang sering saya sampaikan, pasar tradisional itu harusnya bersih, terang, sampah dikelola dengan baik. Selama saya di Medan, saya belum menemukan pasar yang baik," ungkap Djarot.
Djarot menjelaskan, saat berkeliling di Pasar Simpang Limun dia menerima sejumlah keluhan dari para pedagang ataupun warga yang berbelanja. "Saya mendengarkan keluhan dari mereka, ada yang bilang banjir, bocor, bau, sampahnya yang berserakan. Untuk belanja saja kadang harus nunduk-nunduk jalannya. Ini tidak bisa dibiarkan berlarut. Pasar-pasar tradisional butuh direvitalisasi. Termasuk juga dengan memberdayakan para pedagangnya," ujarnya.
Dalam pemberdayaan pedagang yang dimaksudkan Djarot yakni, dengan memberikan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) kepada para pedagang, agar mereka tidak meminjam uang kepada para rentenir. "Tanggung jawab soal pasar ini bukan hanya tanggung jawab dari pemerintah kota saja, namun juga pemerintah provinsi dan pemerintah Pusat. Karena dalam setiap permasalah, masyarakat akan melihat pemerintahnya. Mereka tidak peduli apakah itu kota, provinsi ataupun pusat. Jadi pemerintah harus bisa hadir di tengah masyarakat," tuturnya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait