SIMALUNGUN, iNews.id - Rencana penghentian proses pencarian korban Kapal Motor (KM) Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Sumatera Utara, mendapat penolakan dari pihak keluarga. Keluarga meminta Tim SAR tetap melakukan pencarian hingga seluruh korban berhasil ditemukan.
Tidak hanya datang dari pihak keluarga korban, penolakan yang sama datang dari artis senior Ratna Sarumpaet. Senin (2/7/2018) pagi tadi, Ratna mendatangi posko Basarnas di Pelabuhan Tigaras, Simalungun. Dia bahkan marah-marah karena menolak pencarian para korban dihentikan.
Kehadiran Ratna Sarumpaet di posko Basarnas sontak membuat Tim SAR gabungan heboh. Ratna datang saat berlangsungnya paparan SAR kepada Menteri Kemaritiman Luhut Panjaitan.
Petugas sempat melarang Ratna untuk masuk ke dalam posko. Dia pun berang dan emosi kepada petugas yang berjaga. Ratna kemudian marah di hadapan petugas Basarnas dan tim gabungan.
“Sudah saya sampaikan tadi. Ini masalah manusia. Ada 164 mayat di bawah sana. Sudah didapat di monitor. Titiknya sudah ditahu, jadi tidak ada alasan dihentikan. Saya bingung, saya terkejut mendengar (pencarian) mau dihentikan. Itu makanya saya ada di sini,” ucapnya.
Ratna mengaku mendapat pesan dari banyak orang agar pencarian korban tidak dihentikan. “Jadi saya bukan hanya mewakili mereka. Saya mewakili masyarakat, mewakili kemanusiaan. Tidak ada alasan dihentikan. Kan tidak perlu dicari lagi. Sudah ketemu titiknya. Tinggal diangkat,” ucap Ratna.
Untuk diketahui, pencarian KM Sinar Bangun dan 164 penumpang yang tenggelam rencananya akan dihentikan Selasa (3/7/2018) besok. Selain batas waktu yang sudah habis setelah tujuh hari dan tambahan sembilan hari pencarian, Basarnas beralasan evakuasi korban sangat sult dilakukan karena tidak minimnya peralatan.
Sementara itu, Bupati Simalungun JR Saragih meminta kepada seluruh keluarga untuk mengikhlaskan kepergian korban. JR Saragih mengungkapkan jika pengangkatan korban terus dipaksakan akan berdampak buruk pada jenazah, karena sudah mengalami pembusukan.
"Kalau dibuat pukat, jenazah akan hancur. Apalagi jenazah sudah mulai membusuk. Saya mengajak bapak ibu untuk mengikhlaskan korban. Kalau dipaksanakan saya prihatin, Untuk itu, saya sebagai pemerintah mengajak seluruh keluarga memahami kondisi ini,” kata JR Saragih.
Editor : Himas Puspito Putra
Artikel Terkait