ASAHAN, iNews.id - Rekaman video duel antara dua pelajar viral di media sosial. Keduanya terlibat pertarungan ala mixed martial arts (MMA) dengan ditonton puluhan orang di areal perkebunan karet di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.
Dalam tayangan yang beredar, terlihat kedua pelajar saling baku hantam. Mereka bertukar pukulan dan tendangan hingga bantingan. Video ini direkam pelajar lain yang menonton hingga viral setelah diunggah ke media sosial dan disebar ke jaringan perpesanan WhatsApp.
Tampak dalam tayangan ada puluhan rekan mereka sesama pelajar yang menyaksikan perkelahian tersebut. Mereka sama sekali tak berupaya untuk melerai, justru bersorak-sorai sehingga membuat arena perkelahian itu mirip bak duel MMA.
Informasi yang dihimpun, kedua pelajar yang terlibat duel ini merupakan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Asahan. Perkelahian itu terjadi Jalan Pabrik Benang, Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kabupaten Asahan.
Hal tersebut pun dibenarkan Kepala Sekolah MAN Asahan Ramli. Dia mengatakan, kedua pelajar yang terlibat perkelahian itu berinisial A dan F.
"Benar, kejadiannya di luar sekolah. Mereka masih menggunakan atribut sekolah. Saat ini kedua siswa sudah dikeluarkan dan dikembalikan ke orang tuanya masing-masing," ujar Ramli, Senin (20/12/2021).
Perkelahian itu katanya disebabkam persoalan sepele. Keduanya saling melirik dan kemudian terlibat cekcok mulut.
Namun yang paling disayangkan pihak sekolah, A merupakan Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) MAN Asahan. Seharusnya A bisa memberikan contoh yang baik kepada teman-temannya.
"Kami sayangkan Ketua OSIS yang seharusnya menjadi contoh dan dapat mengayomi rekan-rekannya malah dia yang mencoreng sekolah," kata Ramli.
Selain A dan F, teman-temannya yang berjumlah delapan orang juga ikut dikeluarkan. Sebab delapan pelajar itu diduga ikut memanas-manasi dan juga memviralkan video perkelahian tersebut.
"Yang hanya melihat dan tidak ikut memanasi kami berikan buat surat pernyataan. Apabila terlibat kembali akan kami keluarkan," ucapnya.
Menurutnya, para orang tua juga telah dipanggil sebelum sekolah mengambil langkah tegas. Mereka yang hadir mendengarkan keterangan dari anak-anaknya.
"Tujuannya agar orang tuanya tahu kesalahan anak-anaknya dan mengetahui alasan kami kembalikan ke mereka," katanya.
Dia mengaskan, langkah tegas dengan mengeluarkan para siswa ini karena mereka tidak ingin ada stigma negatif terhadap sekolah.
"Kalau tidak kita keluarkan, anak tersebut juga akan kasihan. Dia akan tinggal kelas karena penilaian sikap sudah tidak lulus," ucapnya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait