5 Tempat Bersejarah di Langkat, Nomor 3 Ada Gedung Hitam Dibom Belanda

LANGKAT, iNews.id - Tempat bersejarah di Langkat, Sumatera Utara (Sumut) akan dibahas dalam artikel ini. Beberapa tempat ini selain menyimpan cerita sejarah juga ada bumbu mistis di dalamnya.
Langkat, merupakan kabupaten yang terletak di Provinsi Sumatera Utara. Tempat ini kaya akan warisan sejarah dan budaya. Di Langkat tak hanya mempesona mata dengan sejumlah wisatanya, tetapi juga ada nuansa mistis di beberapa tempat bersejarahnya.
Tempat ini berada Jalan Raya Tanjung Pura, Pekan Tanjung Pura, Kec Tanjung Pura, Kabupaten Langkat. Kompleks Makam Kesultanan Langkat merupakan tempat pemakaman keturunan Sultan Langkat, antara lain keluarga Sultan Musa (Sultan langkat I), Sultan Abdul Aziz (II), Sultan Mahmud Abdul Jalil Rahmansyah Al Haj dan seluruh anak cucu mereka. Makam ini terletak di sebelah barat Masjid Azizi, berada dalam kompleks masjid.
Seluruh makam terbuat dari marmer berwarna putih tulang yang didatangkan dari Italia. Terdapat tiga makam utama dari puluhan makam yang ada. Tiga makan utama itu, makam Sultan Musa bertuliskan angka tahun 1339 H (meninggal tanggal 29 Dzulhijah 1314 H). Jirat makam bertuliskan huruf Arab berisi sholawat Nabi, ukuran panjang 1,75 m, lebar 70 m, dan tinggi 70 m, nisan tinggi 1,30 m.
Kemudian, makam Permaisuri Sultan Musa bertuliskan angka tahun 1318 H, Jirat makam bertuliskan huruf Arab "ALLOHUMA ROBBI, ALLOHUMA FIRLI...". Kemudian makam Sultan Abdul Aziz, bertuliskan angka tahun 1346 H. Jirat makam bertuliskan Sholawat Nabi dan doa-doa
Masjid Azizi secara resmi bernama Masjid Sultan Abdul Aziz atau lebih dikenal dengan Masjid Kesultanan Langkat. Masjid bersejarah ini merupakan peninggalan Kesultanan Langkat yang berada di Kelurahan Tanjung Pura, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat. Masjid ini awalnya dibangun pada tahun 1889, atas perintah Sultan Abdul Aziz, penguasa Kesultanan Langkat akhir abad ke-19. Arsitektur masjid ini menjadi inspirasi bagi arsitektur Masjid Zahir di Kedah, Malaysia.
Gedung yang kini menjadi museum ini merupakan peninggalan sejarah Kesultanan Langkat. Museum Daerah Kabupaten Langkat ini terletak berdekatan dengan Masjid Azizi Tanjung Pura.
Di area tersebut ada juga Gedung Hitam. Dikenal dengan nama Gedung Hitam karenakan pada tahun 1943 di bom oleh tentara Jepang sehingga bangunan ini hangus/ gosong.
Tempat ini menjadi sejarah pembangunan jalur kereta api Binjai—Pangkalan Brandan. Saat ini, konstruksi jalur kereta api sudah dimulai pada tahun 1900.
Namun, stasiun ini dibuka bersamaan dengan jalur ke Stabat pada tanggal 20 Juni 1903. Stasiun ini rupanya sempat ditutup bersama dengan penutupan jalur kereta api Binjai—Besitang pada tahun 2008. Saat itu, kondisi stasiun sangat mengenaskan karena tak pernah dirawat.
Jalur dan stasiun ini saat ini sudah direaktivasi yang dicanangkan pada tahun 2022 oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai bagian dari proyek jalur kereta api Trans-Sumatra. Stasiun ini akan menggunakan bangunan baru dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
Stasiun ini dibuka kembali sejak 5 Januari 2022. Hanya satu layanan kereta api yang mengawali dan mengakhiri perjalanannya di stasiun, yaitu kereta api Sri Lelawangsa.
Dilansir dari Kemendikbud disebutkan jika Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh melakukan kegiatan Inventarisasi Cagar Budaya di Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Hasilnya mereka mengumpulkan data-data arkeologis, historis, piktorial, gambar, video dan data lingkungan sekitarnya. Beberapa kecamatan yang tim data antara lain, Besitang, Pangkalan Susu, Padang Tualang, Stabat, Secanggang, dan Kota Tanjungpura. Dari beberapa kecamatan yang ditelusuri banyak ditemukan peninggalan masa Kesultanan Langkat, berupa rumah rumah adat, makam makam ulama, dan keluarga kesultanan, bangunan bangunan peninggalan masa kolonial Belanda dan lain lain.
Itulah 5 tempat bersejarah di Langkat. Kalian pernah ada yang berkunjung?.
Editor: Nani Suherni