8 Tahun Banjir Tak ada Solusi, Warga Aek Muara Pinang Curhat ke Djarot

SIBOLGA, iNews.id - Warga Kelurahan Aek Muara Pinang, Kecamatan Sibolga Selatan, menyampaikan aspirasi terkait kondisi kampung mereka kepada Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus, Kamis (29/3/2018). Kedatangan pasangan DJOSS ini mendapatkan sambutan meriah dari warga Aek Nauli. Banyak di antaranya yang kemudian berebut agar dapat bersalaman dan berfoto dengan Djarot-Sihar.
Salah satu perwakilan warga Aek Muara Pinang, Andreas Manalu mengungkapkan, banjir menjadi persoalan yang kerap menerjang wilayah selama delapan tahun terakhir. Kepada Djarot-Sihar, Andreas mengatakan, minimnya perhatian Pemerintah Kota Sibolga kepada warga Kelurahan Aek Muara Pinang. Akibatnya, mereka selalu terkena banjir di saat musim hujan tiba.
"Sudah delapan tahun kampung kami dilanda banjir. Namun sampai ada korban jiwa pun Pemerintah Kota Sibolga tidak pernah tanggap," ungkap Andreas kepada pasangan yang didukung oleh PDIP dan PPP ini.
Ironisnya lagi, Andreas mengungkapkan, bantuan berupa perahu karet sebagai sarana untuk mengevakuasi warga saat banjir tiba juga tidak ada. "Untuk saat ini di kampung ini tidak ada disediakan perahu karet. Padahal kampung ini kawasan rawan banjir,” katanya.
“Oleh karena itu jika bapak terpilih nanti, mohon disediakan perahu karet di kampung kami pak. Sembari menunggu solusi permanen terkait pencemaran lingkungan di sini," imbuh Andreas.
Menanggapi keluhan warga Aek Muara Nauli, Djarot menyebut, kontur wilayah Kota Sibolga yang dekat dengan laut dan bukit menyebabkan wilayah ini menjadi kawasan yang rawan akan banjir. Salah satu solusi banjir adalah dengan memperhatikan keadaan muara-muara sungai dan saluran drainase yang ada di Kota Sibolga.
"Muara-muara sungai itu harus dikeruk untuk ditambah kedalamannya. Agar dapat menampung air lebih banyak lagi. Selain itu saluran drainase air juga harus bersih dan terbebas dari sampah, agar perjalanan air berjalan dengan lancar," kata Djarot.
Selain itu, Djarot juga mengatakan, penataan kota di Sibolga juga harus mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah. "Jangan kemudian demi membangun permukimam kita mengalihfungsikan hutan yang sebenarnya berfungsi sebagai daerah resapan air," ungkap Djarot.
Senada dengan Djarot, Sihar Sitorus juga membahas pentingnya keberadaan hutan yang ada di perbukitan Kota Sibolga. "Daerah lahan-lahan botak yang ada di gunung sana harus kita perhatikan dan ditanami kembali, agar alur air tidak langsung ke kota," ujar Sihar
“Selain itu perlu juga dibangun satu wadah penampungan air atau sumur resapan, sebagai tahap awal sembari menunggu perbaikan infrastruktur yang ada, baik itu drainase air maupun tanggul penahan ombak agar air tidak masuk ke dalam kota,” tutup Sihar.
Editor: Himas Puspito Putra