Anggota DPRD Pematangsiantar yang Ditemukan Tewas Ternyata Akan Menikah Februari

PEMATANGSIANTAR, iNews.id - Anggota DPRD Pematangsiantar Alex W Panjaitan (29) ditemukan tewas dalam rumah kerabatnya di Jalan Kabanjahe, Kecamatan Siantar Selatan, Kamis (7/1/2021) pukul 15.00 WIB. Korban diketahui ternyata hendak melangsungkan pernikahan pada Februari mendatang.

Kematian korban saat ini masih misteri. Saat olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan ada selang yang diduga dipergunakan untuk bunuh diri. Namun hal ini ditepis keluarga almarhum.

Baca Juga

Keluarga Tepis Kematian Anggota DPRD Pematangsiantar karena Bunuh Diri

Kakak almarhum, Nelson Panjaitan mengungkapkan kematian adiknya karena sakit. Dia juga yang menyampaikan ada rencana dari almarhum untuk melangsungkan pernikahan pada Februari mendatang.

"Saya mengklarifikasi pemberitaan negatif terkait meninggalnya Alex. Karena setahu saya sejak 2 bulan belakangan ini adik saya sudah sakit. Namun saya tidak tahu persis sakitnya apa karena saya tinggal di Azerbaijan," ujar Nelson, Kamis (7/1/2021).

Baca Juga

Anggota DPRD Pematangsiantar Ditemukan Tewas, Diduga Bunuh Diri

Sementara Satuan Reskrim Polres Pematangsiantar yang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi menyimpulkan korban meninggal diduga karena bunuh diri. Petugas menemukan selang air yang diduga dipakai untuk mengakhiri hidup. 

Baca Juga

Pria di Pematangsiantar Mendadak Kejang dan Meninggal saat Pangkas Rambut

Kasat Reskrim Polres Pematangsiantar AKP Edi Sukamto menyebut korban diduga dalam keadaan depresi.

Diketahui, anggota DPRD Pematangsiantar Alex W Panjaitan (29) warga jalan Bahkora II Bawah, Kelurahan Suka Makmur, Kecamatan Siantar Marihat ditemukan meninggal dalam ruangan rumah kerabatnya di Jalan Kabanjahe, Kecamatan Siantar Selatan, Kamis (7/1/2021) sekitar pukul 15.00 WIB petang.

Di lokasi korban ditemukan, polisi menemukan selang yang diikatkan pada jeruji jendela. Korban sempat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis namun nyawanya tidak tertolong.

Editor: Donald Karouw