Digerebek Polisi, 2 Oknum ASN di Humbahas Tepergok Pesta Sabu dalam Mobil

HUMBAHAS, iNews.id - Polisi menggerebek dua aparatur sipil negara (ASN) Pemkab Humbang Hasundutan (Humbahas) yang asyik pesta sabu dalam sebuah mobil. Penggerebekan ini terjadi di Jalan Muara–Paranginan, Kecamatan Paranginan, Kamis (11/9/2025).

Kasat Narkoba Polres Humbahas Iptu Frins Sigiro mengatakan, identitas kedua oknum ASN ini berinisial BJS dan PS. Mereka tak berkutik ketika polisi mendapati barang bukti sabu seberat 0,8 gram lengkap dengan alat isap.

Baca Juga

Preman Pemalak Sopir Mobil Boks di Tanah Abang Ternyata Positif Narkoba

“Petugas menemukan sabu yang dibungkus plastik klip kecil serta sebuah alat isap. Keduanya langsung kita amankan untuk pemeriksaan lebih lanjut,” ujarnya dikutip dari iNews Medan, Sabtu (13/9/2025).

Pengungkapan kasus ini berawal dari laporan masyarakat yang mencurigai aktivitas mencolok di lokasi kejadian. Tim Satres Narkoba Polres Humbahas pun bergerak cepat menyelidiki hingga menangkap kedua ASN tersebut.

Baca Juga

Terungkap, Pembacok Polisi di Bangkalan Madura Ternyata Residivis Narkoba

Dari hasil pemeriksaan awal, polisi mendapati sabu itu didapat dari seorang bandar berinisial BHT. Informasi ini membuka jalan bagi polisi untuk membongkar jaringan kecil peredaran narkoba di kawasan tersebut.

Baca Juga

Digerebek saat Pesta Narkoba Bersama LC, 5 Pengurus HIPMI Lampung Dinonaktifkan

Tanpa menunggu lama, polisi bergerak menuju Desa Lumban Silintong, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba. Hasilnya, BHT berhasil dibekuk bersama barang bukti sabu 0,18 gram serta uang tunai Rp300.000 yang diduga hasil penjualan.

“Dari tangan BHT, turut diamankan sabu seberat 0,18 gram dalam plastik klip kecil serta uang Rp300.000 yang diduga hasil penjualan,” ujar Frins.

Baca Juga

Bandar Narkoba di Lampung Tengah Ditangkap, Polisi Bakar Lapak Sabu di Kebun Sawit

Kini, ketiga pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum. Polisi masih melakukan pemeriksaan intensif di Polres Humbahas guna mengembangkan kasus dan menelusuri kemungkinan adanya jaringan lebih besar.

Editor: Donald Karouw