Dituding Andi Arif Pakai Ilmu Sirep, Begini Reaksi Sekjen PDIP
MEDAN, iNews.id – Sejumlah kader Partai Demokrat bereaksi keras atas perusakan baliho partai berlambang mercy di Pekanbaru, Riau. Salah seorang pengurus Partai Demokrat Andi Arief melalui cuitannya di media sosial Twitter bahkan menuding aksi itu merupakam pesanan dari kubu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Tak hanya itu, Wasekjen Partai Demokrat (PD) tersebut melalui twitter menyebut pelaku perusak baliho Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) punya ilmu tenaga dalam ketika beraksi. Menurutnya, ilmu sirep yang digunakan dapat membuat aparat keamanan tertidur.
Menanggapi cuitan Andi Arief, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto membantah tudingan tersebut. Menurut Hasto, tidak benar kader PDIP yang memesan aksi tersebut. "Sama sekali tidak benar itu, bahkan Plt Ketua DPD PDIP Riau sudah turun langsung ke sana untuk melakukan investigasi," ujar Hasto disela-sela safari kebangsaan di DPC PDIP Asahan, Minggu (16/12/2018).
Menurut Hasto, penggunaan ilmu sirep sesungguhnya marak dilakukan dalam perhelatan Pemilu 2009 lalu. "Ilmu sirep itu efektif digunakan pada Pemilu 2009 di mana ada kecurangan massif sebuah partai yang kenaikannya sebanyak 300 persen," ungkapnya.
Hasto mengingatkan agar kecurangan dan pengalaman masa lalu disamakan dengan masa kini. "Kita sama-sama ingin mewujudkan pemilu yang murni, bersih dan demokratis. Sekarang KPU netral, bila dulu direkrut untuk pengurus teras partai sekarang tidak ada. Alat negara juga netral," kata Hasto.
Dia menyebutkan ada pihak-pihak yang ingin menurunkan elektabilitas PDIP yang terus naik menjelang Pemilu 2019. "Agar diingat komentar Andi Arif itu mendapat reaksi keras dari jajaran PDIP hingga ke ranting dan mereka protes keras,” tandasnya.
Hasto juga mengkritik pihak-pihak yang menyebutkan Pemilu 2019 akan dimenangkan secara curang. "Pihak yang menghembuskan isu ini sudah tahu bahwa Jokowi-KH Ma'ruf akan menang, makanya mencari-cari alasan supaya tidak dibilang kalah," katanya.
Hasto kembali mengutuk keras berbagai provokasi yang mengganggu jalannya tahapan pemilu termasuk cara-cara kotor dengan merusak atribut kampanye parpol lain. “PDI Perjuangan tidak pernah main sembunyi-sembunyi. Tidak ada untungnya bagi kami merusak atribut Partai Demokrat. Secara survei, terbukti tidak ada irisan pemilih antara Demokrat dan PDI Perjuangan. Sebab jika elektoral Demokrat turun larinya ke Gerindra," katanya.
Selaku sekjen, Hasto menjalankan perintah Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri untuk menjaga disiplin anggota dan kader partai. "Ketika kantor PDI Perjuangan diserang pada tanggal 27 Juli 1996, kami tidak latah menuduh Pak SBY. Kami menempuh jalur hukum dan yang kami tuduh adalah pemerintahan yang antidemokrasi-otoriter, meskipun saat itu Pak SBY mungkin mengetahui hal ikhwal serangan itu," ungkapnya.
Atas kejadian tersebut, Hasto meminta aparat penegak hukum untuk bertindak tegas dan tuntas. “Apalagi kejadiannya di Riau. Kami tidak sekuat di daerah lain. Ketika Bus Kampanye Demokrat yang eksklusif, lux dan mahal melintas di wilayah yang menjadi basis PDI Perjuangan pun semua aman saja," tandasnya.
Editor: Kastolani Marzuki