Ganjar Pranowo Kunjungi Danau Toba, Ini 5 Fakta Danau Legendaris di Indonesia

MEDAN, iNews.id - Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo, berkunjung ke Pelabuhan Muara di Hutana Godang, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada Minggu (12/11/2023). Di sana, ia mengungkapkan keindahan Danau Toba.

"Danau Toba dan area ini (Pelabuhan Muara) sangat cantik sekali, bisa dikembangkan untuk menjadi tempat destinasi wisata kelas dunia," kata Ganjar dalam kesempatan itu.

Baca Juga

Ulama Sukabumi Optimistis Ponpes Maju di Tangan Pasangan Nasionalis Religius Ganjar-Mahfud

Dia mengungkapkan hal ini di depan para tokoh masyarakat sekitar. Menurut Ganjar. para masyarakat harus terlibat dalam menjaga keberlanjutan ekosistem dan warisan budaya serta alam yang kaya tersebut.

Danau Toba memang terkenal dengan keindahannya, jadi tak heran apabila Capres 2024 yang berpasangan dengan Mahfud MD itu ingin mengenalkan spot wisata alam tersebut ke level yang lebih tinggi.

Baca Juga

5 Fakta Sumatera Utara, Provinsi yang Sedang Dikunjungi Ganjar Pranowo dalam Safari Politiknya

Selain keindahannya, Danau Toba menyimpan banyak fakta menarik yang bisa dipelajari. 

Fakta Danau Toba di Indonesia Tersebut

1. Terbentuk dari Letusan Gunung Toba

Danau Toba merupakan danau vulkanik yang dulunya merupakan bekas sebuah kaldera besar gunung api bernama Gunung Toba. Kaldera tersebut diyakini terbentuk akibat letusan dahsyat Gunung Toba sekitar 74.000 tahun lalu, letusan terbesar di dunia dalam 28 juta tahun terakhir.

Baca Juga

Momen Ganjar Ngopi di Kedai Legendaris Asahan, Pengunjung Langsung Heboh

Danau Toba terbentuk akibat tiga kali letusan dahsyat Gunung Toba. Letusan pertama 800.000 tahun lalu membentuk kaldera di selatan, dan letusan kedua 500.000 tahun lalu membentuk kaldera di utara.

Baru pada letusan ketiga yang juga merupakan yang terbesar, akhirnya terbentuklah kaldera yang kemudian menjadi Danau Toba.

Baca Juga

5 Unsur Penunjang Ekonomi Biru, Program Strategis Ganjar Pranowo & Mahfud MD!

2. Danau Paling Luas di Indonesia

Awalnya merupakan kawah gunung berapi yang tercipta akibat letusan Gunung Toba, danau ini terletak 905 meter di atas permukaan laut.

Dengan panjang 100 km dan lebar 30 km, Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia dan danau kaldera terbesar di dunia.

Tak heran jika Danau Toba mampu menyimpan air tawar sebagai sumber air minum bagi masyarakat setempat.

3. Destinasi Super Prioritas

Danau Toba merupakan salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP) yang menjadi fokus bagi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), selain Likupang, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.

Kawasan Danau Toba yang menjadi DSP dinilai memiliki keunikan dari segi panorama alam, keanekaragaman hayati, dan keanekaragaman budayanya.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sendiri menganggap Danau Toba sebagai objek wisata karena keindahan alamnya yang luar biasa.

Keindahan alam Danau Toba yang tersebar di tujuh wilayah – Simalungun, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo dan Samosir – mempunyai potensi bear sebagai destinasi wisata kelas dunia.

4. Rumah Bagi Suku Tomok dan Simanindo

Danau Toba merupakan rumah asal bagi dua suku yaitu Suku Tomok dan suku Simanindo. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan Museum Batak Tomok yang terletak di Desa Tomok, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara.

Selain itu ada Museum Huta Bolon di Desa Simanindo, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara.

5. Memiliki Pulau Samosir di Tengahnya

Letusan dahsyat Gunung Toba menciptakan kerucut vulkanik berupa Pulau Samosir yang kini terletak di tengah Danau Toba.

Pulau Samosir awalnya merupakan dasar danau, namun setelah terjadi letusan gunung berapi, dalam proses pembentukan keseimbangan baru, dasar kawah atau kaldera naik karena tekanan magma dan naik ke permukaan.

Pulau ini memiliki danau seluas 5 hektar bernama Danau Sidihoni, dan mendapat julukan danau di dalam danau.

Itulah 5 fakta danau Toba. Keindahan alam serta kekayaan budayanya membuat tidak heran jika capres Ganjar Pranowo ingin menjadikan Danau Toba sebagai wisata kelas dunia.

Editor: Nani Suherni