Hii Ngeri, Kedai Martabak di Deliserdang Ini Horor Ada Pocong hingga Kuntilanak

DELISERDANG, iNews.id – Kedai atau warung martabak di Jalan Makmur, Deliserdang, Sumatra Utara ini patut dijadikan ajang uji nyali bagi para pengunjungnya. Kedai martabak tersebut mengusung nuansa horor.

Kedai martabak tersebut pun kini menjadi perbincangan warga dan viral di media sosial. 

Baca Juga

Makin Horor, Begini Persiapan Syuting Kakak Beradik Podcast Untold Story!

Pengunjung yang datang ke kedai martabak itu akan disambut pelayan dengan pakaian pocong dan kuntilanak. Suasana semakin menyeramkan karena tiap pengunjung yang datang disambut dengan suara tangisan dan rintihan perempuan serta suara siluman.

Konsep horor tersebut ternyata dapat menarik perhatian warga untuk datang. Pengunjung rela antre memesan martabak yang memiliki menu spesial tersebut. Konsep tersebut juga dijadikan pengunjung untuk berswafoto bersama para hantu.

Baca Juga

Kisah Horor Sopir Taksi Online di Kuningan Dibayar Daun hingga Nyaris Masuk Jurang

Pemilik kedai martabak, Ana mengatakan, warung martabak horor baru berdiri sebulan lalu.

“Sebelumnya warung ini berada di Jalan Gatot Subroto Medan, tapi ditutup karena pandemi Covid-19 dan sekarang baru buka cabang di kawasan Tembung,” katanya, Senin (8/3/2021). 

Baca Juga

8 Film Horor Terbaik yang Bikin Bulu Kuduk Berdiri, Nomor 6 Produksi Indonesia

Dia mengatakan, konsep horor ini sengaja dilakukan untuk menarik pengunjung. Selain suasana yang berbeda dari warung lainnya, warung martabak horror juga memiliki menu andalan dengan nama-nama yang menakutkan.

Garga makanan yang ada di kedai martabak tersebut ternyata terjangkau. Untuk nasi ayam hitam dipatok Rp15.000 dan martabak horor Rp20.000.

Baca Juga

3 Rekomendasi Podcast Horor untuk Menemani Libur Long Weekend Kamu

Pengunjung kedai martabak, Holidi mengaku awalnya sempat kaget saat melihat ada juru masak dan pelayannya mirip kutilanak dan pocong.

Kemudian, dia mencoba menu yang ada di warung tersebut. Suasana menyeramkan ini sangat menyenangkan dan dapat menarik pengunjung untuk datang.

“Ya, awalnya takut karena yang masak pakai pocong dan kuntilanak. Selain itu, ada suara-suara wanita nangis,” ucapnya.

Editor: Kastolani Marzuki