Jasad Pria di Sungai Deli Ternyata Tewas Dibunuh usai Lecehkan Adik Perempuan Penjual Kopi

MEDAN, iNews.id - Jasad pria yang ditemukan tersangkut pepohonan di Sungai Deli, Kelurahan Martubung Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) pada Kamis lalu ternyata tewas dibunuh. Korban sebelumnya menggoda adik pelaku.

Awalnya korban I (52) diduga tewas karena terpeleset dan tenggelam saat akan buang air. Namun setelah penyelidikan oleh petugas Polsek Medan Labuhan, ditemukan korban tewas terbunuh oleh seorang pemuda.

Baca Juga

Imam Masjid di Maros Tewas Dibunuh Tetangga, Pelaku Kesal Dituding Curi Sapi

Usai dua hari penyelidikan, pelaku S alias Gandos (43) pun akhirnya ditangkap.

Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Josua Tampubolon mengatakan peristiwa itu terjadi saat korban I meminum kopi di warung milik adik perempuan pelaku. Lokasinya berjarak 600 meter dari lokasi penemuan jasad korban.

Baca Juga

Gadis Cantik di Sarolangun Tewas Dibunuh, Ada Luka di Leher hingga Nyaris Putus

Saat korban ingin pergi, adik perempuan pelaku meminta korban untuk membayar kopi tersebut seharga Rp5.000. Dengan nada melecehkan, korban berkata tak hanya bisa membayar kopi namun juga bisa membeli perempuan itu.

Pelaku yang tidak senang langsung terlibat cekcok dengan korban hingga terjadi perkelahian. Korban yang kalah kabur dan melompat ke sungai hingga tewas tenggelam karena tidak bisa berenang.

Baca Juga

Bule Australia Tewas Dibunuh Pemilik Kafe di Kuta Selatan Bali

"Karena tersangka ini tersinggung maka dia memukul dan menampar korban hingga akhirnya dikejar. Saat pengejaran tersebut korban ketakutan hingga jatuh ke sungai yang tersangka korban tidak bisa merenang," katanya Josua, Sabtu (1/4/2023).

Selain mengamankan pelaku petugas kepolisian juga menyita sejumlah barang bukti, pakaian pelaku dan baju korban.

Baca Juga

Suami di Ngawi Tewas Dibunuh Istri dengan Cara Dipukul Palu, Ini Motifnya

Atas perbuatannya, kini pelaku harus mendekam disel tahanan Polres Pelabuhan Belawan melanggar pasal 351 ayat 3 dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.

Editor: Nani Suherni