Masker Palsu Marak Beredar di Medan, Ini Cara Membedakannya

MEDAN, iNews.id - Warga Medan diminta berhati-hati saat membeli masker dan jangan tergiur dengan harga murah. Sebab kini banyak produk masker palsu yang beredar di pasaran.
Masker palsu ini dijual jauh di bawah harga yang asli. Seperti untuk salah satu merek masker medis yang rata-rata dijual Rp50.000-Rp75.000 per kotak berisi 25 lembar. Namun di pasaran para pedagang menjual masker palsu yang sama seharga Rp25.000-Rp35.000 per kotak berisi 50 lembar.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Medan Mardohar Tambunan mengaku sudah mengetahui soal peredaran masker palsu, namun pihaknya tak bisa berbuat banyak karena bukan menjadi ranah mereka.
"Kami sudah tahu, tapi sejauh ini belum ada masyarakat yang mengadu karena menjadi korban karena dampak masker palsu itu. Misalnya wajahnya luka atau seperti apa. Kalau untuk menertibkan itu kewenangannya di Dinas Perindustrian dan Perdagangan," katanya, Senin (5/4/2021).
Disampaikan Plt Dirjen Farmalkes drg Arianti Anaya, masker yang asli memiliki surat izin edar dari Kemenkes.
"Kalau sudah ada izin edarnya dari Kemenkes artinya masker itu dikategorikan sebagai masker bedah atau masker N95 atau KN95 yang dikategorikan sebagai alat kesehatan," katanya belum lama ini.
Jika suatu masker sudah mendapat izin edar dari Kemenkes, artinya masker tersebut telah memenuhi persyaratan mutu keamanan dan manfaat, antara lain telah lulus uji Bacterial Filtration Efficiency (BFE), Partie Filtration Efficiency (PFE), dan Breathing Resistence sebagai syarat untuk mencegah masuknya dan tertularnya virus serta bakteri.
"Masker medis harus memiliki efisiensi penyaringan bakteri minimal 95 persen," ujarnya.
Arianti menambahkan, masker bedah itu berbahan material berupa Non-Woven Spunbond, Meltblown, Spunbond (SMS) dan Spunbond, Meltblown, Meltblown, Spunbond (SMMS).
“Masker bedah itu hanya bisa dipakai sekali dan pastikan tiga lapis. Penggunaannya mesti menutupi mulut, hidung, hingga dagu," ucapnya.
Beda dengan masker respiratori (N95 atau KN95), masker ini menggunakan lapisan lebih tebal berupa polypropylene, lapisan tengah berupa elektrete atau charge polypropylene.
Bicara soal masker respirator, masker ini memiliki kemampuan filtrasi yang lebih baik dibanding masker bedah. Biasanya masker respirator digunakan pasien yang kontak langsung dengan pasien Covid-19 pun para tenaga kesehatan.
"Masker N95 atau KN95 sulit dibedakan secara fisik mana yang asli, mana yang palsu. Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut," kata Arianti.
Nah, agar tidak terjebak membeli produk palsu, Kemenkes mengimbau agar masyarakat sebelum membeli masker, pastikan sudah ada izin edar Kemenkes di kemasan masker.
“Kalau menemukan masker yang dicurigai tidak memenuhi standar agar melaporkan melalui akses Hallo Kemkes di 1500567," ujarnya.
Dia menghimbau sekali lagi agar memilih masker yang benar itu amatlah penting. Pastikan ada izin edar Kemenkes-nya.
"Jangan hanya tergiur model. Pastikan Anda membeli masker bedah atau masker respiratori yang benar-benar asli dan beli juga sesuai kebutuhan ya," ucapnya.
Editor: Donald Karouw