PEMATANG SIANTAR, iNews.id - Kapolres Pematangsiantar AKBP Fernando mengakui telah melakukan kesalahan dan bertindak represif kepada mahasiswa saat demo menolak kenaikan harga BBM, Senin (5/9/2022) lalu.
Tindakan petugas yang menembakkan gas air mata membuat beberapa mahasiswa luka-luka.
Adang Mobil Wapres saat Demo, 8 Mahasiswa di Palembang Ditangkap
Terkait kejadian itu, Fernando meminta maaf kepada mahasiswa Cipayung Plus. Hal itu diungkapkan Fernando menanggapi pernyataan sikap ratusan mahasiswa yang berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Pematang Siantar, Kamis (8/9/2022).
"Saya selaku Kapolres Pematang Siantar meminta maaf secara khusus kepada mahasiswa Cipayung Plus dan mengakui kesalahan, tidak profesional karena melakukan tindakan represif,” kata Fernando.
Demo BBM di Gowa Ricuh, Massa Menyandera dan Rebut Kunci Mobil Truk
Saat ini, menurutnya, Propam Polda Sumatera Utara sedang memeriksa personelnya terkait penembakan gas air mata kepada mahasiswa pada aksi unjuk rasa awal pekan kemarin.
Dia juga meminta mahasiswa mengawal proses penanganan oleh Propam Polda Sumatera Utara terkait tindakan represif persone Polres Pematang Siantar dalam pengamanan aksi unjuk rasa Cipayung Plus.
Lantik Wali Kota Pematangsiantar dan Tanjung Balai, Edy Rahmayadi Sentil Serapan Anggaran
"Seluruh personel yang terlibat pengamanan diperiksa Propam, namun diwakili perwira termasuk saya sendiri", kata Fernando.
Sebelumnya mahasiswa yang berasal dari Universitas Simalungun (USI), Universitas HKBP Nommensen, dan organisasi mahasiswa GMKI,PMKRI,GMNI, PMII dan IMM berunjuk rasa mengecam tindakan represif polisi terhadap aksi massa dan mempertanyakan profesionalitas kepolisian menjalankan tugas.
Editor: Kastolani Marzuki