get app
inews
Aa Text
Read Next : Waspada! BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi di Pantai Barat Sumatra

Misteri Kerajaan Panai di Pulau Sumatra, Pernah Diserang Sriwijaya

Sabtu, 02 Maret 2024 - 06:32:00 WIB
Misteri Kerajaan Panai di Pulau Sumatra, Pernah Diserang Sriwijaya
Salah satu candi yang diduga peninggalan Kerajaan Panai di Padanglawas. (Foto: Ist)

MALANG, iNews.id - Nama Kerajaan Panai mungkin tak terlalu didengar dibandingkan dengan Kerajaan Sriwijaya di Pulau Sumatra. Tapi nama Panai memang pernah disinggung pada masa Kerajaan Sriwijaya dipimpin Sanggramawijayotunggawarman.

Nama Kerajaan Panai ini disebut dalam Prasasti Tanjore yang muncul dari beberapa kerajaan yang pernah ditaklukkan Sriwijaya.

Dalam Prasasti Tanjore itu juga dinyatakan nama-nama kerajaan lain yang berhasil ditaklukkan, seperti kerajaan Kadaram (Kataha-Kedah), Pannai, Malayur, Ilamuridesa (Lamuri), Ilanggasokam (Langkasuka), Madalinggam (Tambralingga) dan lain-lain. Diduga nama-nama tersebut merupakan kerajaan kecil di Pulau Sumatra yang dianggap sekutu Kerajaan Sriwijaya.

Sebagaimana dikutip dari "Sejarah Nasional Indonesia II : Zaman Kuno" penyerangan sekutu ini telah meruntuhkan kerajaan Sriwijaya secara keseluruhan. 

Dalam berita China disebutkan tentang adanya utusan dari Sumatra yang membawa upeti dari raja Se Li Tieh Hwa tahun 1028 . Diduga raja ini merupakan keturunan dari Sanggramawijayatunggawarman.

Kata 'Pannai' sebagaimana disebutkan di dalam prasasti itu memiliki bermacam-macam pengertian. Panai dapat diartikan sebagai "Watered by Rivers". Terjemahan tersebut diperbaiki Wheatley pada tahun 1961 yang menyatakan bahwa karena kata Pannai dalam bahasa Tamil berarti tanah pertanian, karena itu secara sederhana kata Pannai dalam prasasti cola dapat diterjemahkan sebagai "well-watered fields (of) Sriwijaya.

Tapi di mana lokasi Kerajaan Panai hingga saat ini masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli. Coedes, ahli sejarah Prancis misalnya menyebutkan, Kerajaan Panai terletak di pesisir timur Pulau Sumatra di muara sungai, dekat Desa Labuhan-bilik. 

Tapi ada beberapa sejarawan yang menempatkan Kerajaan Panai di bagian barat Sumatra, karena lebih dekat dengan Pelabuhan Barus dan Sibolga. Sampai sekarang pulau kecil di dekat Barus masih disebut Panai.

Sumber dari luar yang lain yang menyebut tentang Kerajaan Panai berasal dari China. Oleh para sarjana diperkirakan kerajaan ini menjadi bagian dari kerajaan Sriwijaya di Sumatra pada tahun 1000 AD. Schnitger misalnya, menyebutkan nama "Pu-ni atau Po-li" dalam sumber China ditujukan untuk kerajaan Panai tersebut.

Menurut berita China pada abad ke-5, terdapat sebuah kerajaan yaitu P'oli, mengirim upeti. Namun, para sarjana meragukan tentang letaknya. Ada juga yang menyebut, P'o-li itu di Kalimantan, ada pula yang menempatkannya di pesisir Sumatra Utara, lalu di pesisir barat Semenanjung Tanah Melayu di Asahan dan ada pula yang menempatkannya di Pulau Bangka. Bahkan Paul Pelliot menempatkan Poli identik dengan Bali.

I tsing, seorang pendeta agama Buddha dari China yang beberapa kali mengunjungi dan tinggal di Sumatra menyebutkan bahwa P'oli secara samar-samar terletak di sebelah timur Barus, tetapi letaknya jauh di pedalaman.

Selanjutnya, Hsu Yun Tsiao memperkirakan, Panai tidak lain di sekitar kompleks percandian Padanglawas.

Pada abad ke-10 diperkirakan Kerajaan Panai telah berkembang dan menjadi kerajaan yang penting di Sumatra. Karenanya tidak mengherankan apabila Rajendra I dari kerajaan Cola melakukan penyerangan pada tahun 1025 AD. 

Namun, tampaknya serangan tersebut tidak berhasil menghancurkan Panai karena terbukti pada abad-abad berikutnya justru kerajaan itu berkembang. Bahkan berhasil membangun berbagai karya monumental, seperti kompleks percandian Padang Lawas.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut