Pembunuhan Pria Berkaos Demokrat di Deliserdang Bermotif Sakit Hati
MEDAN, iNews.id - Kasus penemuan mayat korban pembunuhan di Jalan Pringgan, Desa Bandar Khalifah, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang, terungkap. Polisi menangkap pembunuh Junaidi (61), pria berkaos Partai Demokrat yang jasadnya ditemukan penuh luka tusuk di semak-semak.
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko mengatakan, korban merupakan sopir angkot. Sementara pelaku yang telah ditetapkan sebagai tersangka yakni kernet dari korban.
Pengungkapan kasus ini bermula saat anggota menerima laporan dari masyarakat di daerah Bandar Kalipah yang menemukan mayat laki-laki bersimbah darah. Ketika itu tak ditemukan identitas korban.
Hasil penyelidikan, akhirnya diketahui identitas korban bernama Junaidi (61) warga Kecamatan Percut Sei Tuan. Anggota kemudian datang ke rumah korban untuk menyampaikan kabar duka dan meminta keterangan keluarga.
“Dari situ keluarga menceritakan jika kernetnya sempat datang ke rumah menyerahkan HP korban. Kemudian dari informasi tersebut rekan-rekan dari Satreskrim Polrestabes Medan mencari kernet tersebut dan mengamankannya," ujar Riko, Selasa (6/4/2021).
Pelaku yakni berinisial FA (42) ini diamankan di tempat persembunyian kawasan Pulo Brayan, Kecamatan Medan Barat. Saat pengembangan, dia berupaya menyerang dan melawan petugas hingga diberikan tindakan tegas terukur pada kedua kakinya.
Kapolresta mengungkapkan, pengakuan pelaku, dia nekat menghabisi nyawa korban hanya karena kesal kerap dimarahi. Selanjutnya dia merencanakan untuk membunuh korban.
"Motif pembunuhan karena pelaku sakit hati sering dimaki-maki korban," ujar Kapolresta, Selasa (6/4/2021).
Sebelumnya, mayat pria tanpa identitas menggunakan kaos partai Demokrat ditemukan warga tergeletak di pinggir Jalan Pringgan, Lingkungan 14, Desa Bandar Khalifah, Kecamatan Percut Sei Tuan.
Belakangan diketahui korban bernama Junaidi warga Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Dia merupakan seorang sopir angkota dan tersangka pembunuhan bertugas sebagai kernetnya.
Editor: Donald Karouw