Warga Deliserdang Sulit Dapat Elpiji 3 Kg, Pertamina Klaim Stok dan Distribusi Aman

MEDAN, iNews.id - Warga Deliserdang, Sumatera Utara (Sumut) mengaku kesulitan mendapatkan elpiji ukuran 3 kilogram. Jika pun ada, stok disebut terbatas dan harganya di atas harga eceran tertinggi.
Pelaku usaha produksi dimsum rumahan di Batang Kuis, Sumiati (42) mengaku sudah lebih sepekan ini tak dapat membeli elpiji 3 kg. Dia pun terpaksa membeli tabung ukuran 5,5 kg yang tak disubsidi.
"Sudah lebih seminggu ini enggak ada. Udah keliling-keliling nyari. Kita ke pangkalan pun enggak ada. Pas ada (stok) masuk kita cuma bisa beli 1 tabung. Sementara kita jualan musti jalan terus. Jadi mau enggak mau harus pakai yang merah (5,5 kg)," kata Sumiati.
Sumiati mengaku hilangnya elpiji 3 kg membuat beban produksi mereka naik 10-20 persen. Dia pun berharap pemerintah segera menormalisasi pasokan.
"Selisih harganya kan lumayan antara yang subsidi dengan yang enggak. Sementara kita kan enggak serta merta bisa naikkan harga. Jadi kita mohon lah kepada pemerintah biar ini dinormalkan kembali," katanya.
Husein Harahap (54), pemilik pangkalan elpiji di Percut Sei tuan mengaku memang ada pengurangan pasokan dari agen mereka. Namun di pangkalan harga masih sesuai batasan yang ditentukan pemerintah.
"Kalau kita masih jual Rp18.000 per tabung. Cuma kalau di pengecer memang saat ini sudah ada yang di atas Rp22.000. Mungkin karena barang lagi enggak banyak sementara permintaan masih tinggi," katanya.
Husein mengatakan kondisi kelangkaan ini memang kerap terjadi. Khususnya jika mendekati atau setelah perayaan hari besar keagamaan nasional.
"Nanti seiring konsumsi kembali normal, harga juga akan normal. Yang penting jangan ada barang di tahan sama Pertamina atau agen. Kalau kita kan pada dasarnya menyalurkan sesuai yang sudah diperhitungkan mereka," ujarnya.
Menanggapi adanya kelangkaan itu, Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto Augustus Satria, memastikan distribusi dan stok elpiji 3 kg dalam kondisi aman di Sumut. Satria menyebutkan, kebutuhan elpiji untuk wilayah Sumut secara keseluruhan disuplai dari Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE). Saat ini distribusi dan stok LPG dalam kondisi aman sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
"Beberapa waktu lalu memang terjadi peningkatan konsumsi di beberapa wilayah, namun saat ini konsumsi masyarakat sudah normal dan pendistribusian berjalan dengan optimal" ujar Satria, Kamis (13/7/2023).
Satria mengaku pihaknya telah meningkatkan pelayanan dan pendistribusian energi baik BBM atau elpiji di seluruh kabupaten/kota berdasarkan kebutuhan masing-masing wilayah.
Realisasi elpiji 3 kg hingga 30 Juni 2023 mencapai 233.851 Metrik Ton (MT), kuota penyaluran elpiji 3 kg telah mencapai 53,4 persen di Sumut atau sudah over 3, persen dari target penyaluran elpiji 3 kg.
"Saat perayaan Idul Adha memang kebutuhan elpiji dimasyarakat meningkat, ada beberapa daerah yang cukup tinggi peningkatan konsumsi LPG nya dikarenakan perayaan Idul Adha di wilayah tersebut berlangsung beberapa hari. Kami menjalankan koordinasi dengan berbagai pihak baik internal dan eksternal agar kebutuhan LPG berjalan dengan baik," ucapnya.
Satria mengatakan, terdapat beberapa usaha yang dilarang untuk menggunakan LPG bersubsidi seperti yang tertuang dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Migas No. B-2461/MG.05/DJM/2022. Beberapa usaha yang dilarang menggunakan elpiji 3 kg antara lain hotel, restoran, usaha penatu, peternakan, tani tembakau, batik, usaha jasa las dan lain-lain.
"Karena pada dasarnya elpiji bersubsidi 3 kg merupakan upaya pemerataan akses energi bagi masyarakat sehingga peruntukannya pun harus tepat sasaran. Peran masyarakat, pemerintah dan stakeholder lainnya sangat dibutuhkan untuk melakukan pengawasan elpiji 3 kg ini," kata Satria.
"Kita mengimbau kepada masyarakat yang mampu untuk dapat membeli produk-produk non subsidi, dalam hal ini agar elpiji 3 kg dapat tersalurkan secara tepat sasaran," katanya.
Editor: Nani Suherni