GUNUNGSITOLI, iNews.id – Bupati Nias Sohiatulo Laoli melakukan inspeksi mendadak (sidak) dengan mendatangi Bandara Binaka Gunungsitoli. Tempat ini merupakan pintu keluar masuk utama dari dan menuju Kepulauan Nias.
Namun betapa terkejutnya bupati mendapati minimnya pengawasan, bahkan nyaris tak ada pencegahan untuk mengantisipasi penyebaran virus korona di bandara tersebut. Padahal, Kepulauan Nias merupakan daerah tujuan yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara.
Saat sidak, penumpang tampak bebas datang dan pergi tanpa ada prosedur yang harus dilewati untuk pemeriksaan suhu tubuh dan lain sebagainya. Hal ini lantaran tidak adanya alat pendeteksi atau thermal scanner maupun thermal gun, bahkan tim kesehatan di bandara tersebut.
“Memang saya sengaja datang melihat kondisi di bandara untuk cek kesiapan dalam pencegahan virus korona. Saya tanya ke mereka (pengelola bandara) tidak ada langkah sama sekali,” ujar Sohiatulo.
Dia menyayangkan minimnya pengawasan yang diterapkan. Karena bandara ini merupakan objek vital sebagai pintu masuk dan keluar Kepulauan Nias.
“Saya melihat di sini ada keterbatasan SDM dan tak adanya koordinasi dengan pemerintah daerah. Ini satu-satunya pintu masuk ke Kepulauan Nias. Banyak wisatawan datang dan saya rasa perlu ada pencegahan. Namun saya tak melihat ada alat pendeteksi suhu tubuh,” katanya.
Hasil dialog dengan bupati, pengelola Bandara Binaka menyebut tidak adanya peralatan pendeteksi virus korona maupun tim kesehatan karena yakin semua penumpang yang datang telah diperiksa di Bandara Kualanamu. Selain itu juga faktor kurang-nya SDM.
“Memang kami akui tidak punya alat (thermal scanner) dan tenaga medis. Namun kami tidak menemukan ada indikasi penyakit virus korona di sini,” ujar Pejabat Pengelola Informasi Bandara Binaka Gunungsitoli.
Menurutnya ke depan, atas saran Bupati Nias, maka pengelola bandara akan berkoordinasi dengan lima kepala daerah yang ada wilayah Kepulauan Nias untuk mencari solusi bersama.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait