Di usia remajanya, Nabi Muhammad ikut dengan sang paman dalam kafilah dagang ke Syam. Sejak saat itu, nabi mendalami dunia perdagangan. Hingga akhirnya, Nabi Muhammad SAW ikut berdagang dengan pamannya setelah mendapatkan tawaran dari seorang saudagar kaya.
Nabi Muhammad SAW berdagang bersama Maisaroh, budak Sayyidah Khadijah, dengan membawa beberapa barang dagangan yang berupa kain-kain. Karena kejujuran dan kerja keras, serta sifatnya yang amanah, dagangannya laku terjual dan mendapatkan untung yang banyak. Mendengar kabar tersebut, Sayyidah Khadijah terkesima dengan Nabi Muhammad dalam mendagangkan barangnya.
Dalam Sirah Nabawiyyah, al-Mubarakfury menjelaskan bahwa Nabi Muhammad bersama As-Saib bin Abus-Saib memulai bisnis. Bagi Nabi, Abus-Saib adalah rekan yang baik dalam bisnis, mereka tidak pernah berselisih dan tidak curang.
Masa Kerasulan
Di usia yang hampir 40 tahun, nabi telah terbiasa memisahkan diri dari masyarakat dan merenung ke Gua Hira. Pada 17 Ramadhan 611 M, Malaikat Jibril mendatanginya dan menyampaikan wahyu Allah yang pertama yakni Surat Al ‘Alaq ayat 1-5.
Wahyu pertama ini berarti bahwa Muhammad telah menjadi nabi, meskipun wahyu pertama belum memerintahkan untuk menyeru manusia kepada suatu agama.
Setelah mendapat wahyu pertama, Nabi Muhammad terus kembali dan menantikan wahyu selanjutnya di Gua Hira. Hingga akhirnya, datanglah wahyu yang membawa perintah kepada nabi dengan turunnya Surat Al Mudatsir ayat 1-7.
Melalui perintah tersebut, nabi memulai untuk menyebarkan dakwah. Nabi muhammad dinobatkan sebagai Rasul. Khadijah, sang istri langsung beriman kepadanya.
Setelah itu, Ali bin Abi Thalib adalah manusia pertama yang beriman kepadanya dari laki-laki. Kemudian dilanjutkan oleh Abu Bakar yang mengumumkan keislamannya. Abu Bakar membawa Ustman bin Affan, Az-Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah, untuk menemui Rasulullah dan mengumumkan keislaman mereka.
Pada awalnya, nabi Muhammad berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Hingga tiga tahun kemudian, nabi bisa berdakwah secara terang-terangan setelah turun firman Allah. Ketika mendapatkan firman Allah, Nabi Muhammad menaiki bukit Shafa dan memanggil orang-orang, seraya berkata dan menyuruh mereka untuk menyelamatkan diri mereka dari siksa api neraka.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait