Sementara itu dari sisi pertumbuhan ekonomi, pada triwulan III-2021 pertumbuhan ekonomi di berbagai negara melambat akibat kenaikan kasus varian delta Covid-19, serta gangguan rantai pasokan dan energi. Memasuki triwulan IV 2021, pemulihan ekonomi diperkirakan terus berlangsung melihat perkembangan berbagai indikator terkini mulai dari Purchasing Manager Index (PMI) keyakinan konsumen, dan penjualan ritel.
Sejalan dengan kondisi global, perekonomian di Sumutte melambat, tumbuh 3,67 persen yoy pada triwulan IIl 2021. Peningkatan kasus Covid-19 setelah Idul Fitri, menyebabkan pembatasan mobilitas diterapkan kembali sepanjang Juli Agustus 2021.
Dari sisi pengeluaran, PPKM berdampak kuat pada konsumsi Rumah Tangga dan Pemerintah seiring dengan menurunnya permintaan dan terbatasnya realisasi belanja dan jasa pemerintah. Dari sisi lapangan usaha, seluruh komponen utama mengalami perlambatan karena menurunnya permintaan pasca HBKN Idul Fitri dan sulitnya beraktivitas di kala PPKM Level 4.
Namun demikian LU PBE mengalami pertumbuhan tertinggi meskipun melambat, dipengaruhi oleh keberhasilan kebijakan PPnBM yang masih mampu meningkatkan geliat masyarakat membeli mobil.
"Dari sisi perkembangan harga, Pada Oktober 2021 Sumatera Utara mencatatkan deflasi -0,06 persen mtm, atau 0,77 persen ytd, dan 1,86 persen yoy. Realisasi tersebut dibawah inflasi Nasional sebesar 0,12 persen (mtm) ataupun Sumatera yang tercatat 017 persen (mtm). Adapun sumber deflasi di Sumut terutama berasal dari kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau," ucapnya.
Editor : Stepanus Purba_block
Artikel Terkait