Wisata Seru di Kota Medan, Istana Mainum (Foto: Instagram/Istana mainoon)
(Foto: Instagram IG@muelanthonius.photo)

Menyadari jumlah pasukannya makin menyusut karena banyak yang terbunuh, panglima-panglima perang pasukan Aceh menggunakan siasat baru. Mereka menyuruh prajuritnya untuk menembakkan ribuan uang emas ke arah prajurit benteng yang bertahan di balik pintu gerbang.

Suasana menjadi tak terkendali karena para penjaga benteng itu berebutan uang emas dan meninggalkan posnya. Ketika mereka sedang sibuk memunguti uang emas, tentara Aceh menerobos masuk lalu dengan mudahnya menguasai benteng. 

Pertahanan terakhir yang dimiliki orang dalam istana adalah salah seorang saudara Puteri Hijau, yaitu Mambang Khayali yang dapat berubah menjadi meriam yang kemudian dikenal dengan sebutan Meriam Puntung. Tapi karena ditembakkan terus-menerus, meriam ini menjadi panas, meledak, terlontar, dan terputus dua.

Pecahannya terpental ke dua tempat yang berbeda. Salah satu ujungnya terpental ke Kampung Sukanalu, Kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Tanah Karo. Sementara itu, ujung yang lainnya kini berada di bangunan yang berada di halaman Istana Maimun.

Keduanya hingga kini masih dapat ditemui di kedua tempat itu dan menjadi benda yang dikeramatkan oleh penduduk setempat. Karena banyak berkembang cerita mistis mengenai keberadaan meriam tersebut. Hingga kini di atas meriam tersebut seringkali diberikan bunga, sementara di dekat ujung meriam yang terpecah ditaruh satu baskom air. 

Sang Puteri Hijau dibawa oleh kakaknya yang bernama Mambang Yazid. Mambang Yazid dapat menjelma menjadi seekor naga yang disebut Ular Simangombus. Lalu Puteri Hijau dibawa ke atas punggungnya dan menyelamatkan diri melalui sebuah terusan memasuki Sungai Deli, dan langsung ke Selat Malaka.


Editor : Nani Suherni

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network