Pencapaian Laba ini didukung dengan strategi produksi dan efisiensi Perseroan sepanjang kuartal I-2022 di tengah pandemi Covid-19. Bukan tidak mungkin MARK melipat gandakan kinerja mereka seiring berjalannya 2022. Ditambah lagi kondisi ekonomi global yang mulai pulih secara perlahan karena telah tersedianya vaksin di seluruh dunia.
Perseroan sudah memproyeksikan target penjualan senilai Rp1,55 triliun dan optimis mencapai laba bersih Rp450 miliar pada akhir 2022. Salah satu strategi MARK untuk mengejar pertumbuhan penjualan adalah dengan menggenjot diversifikasi bisnis.
Saat ini, Perseroan sudah memaksimalkan kapasitas produksi sebanyak 2.000.000 unit per bulan pada awal 2022. Di samping itu, ekspansi bisnis MARK akan mengembangkan praktik Environmental, Social, and Governance (ESG) lewat pengolahan limbah cetakan sarung tangan menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.
Sisa bahan baku produksi cetakan sarung tangan akan diproduksi kembali menjadi produk sanitari berupa kloset jongkok (squat pan). Saat ini, perseroan sedang dalam proses feasibility study terkait pengembangan produksi produk sanitari tersebut.
Dana capex yang telah diproyeksi berjumlah Rp280 miliar terdiri dari Rp70 miliar untuk fasilitas bangunan dan Rp210 miliar untuk pengadaan mesin. Rencananya, kapasitas produksi produk sanitari ini akan mencapai 1.700 unit per hari atau 51.000 unit per bulan.
Hal tersebut dinilai dapat memberikan prospek ekonomi yang cerah baik bagi MARK dan konsumen. Notabenenya, MARK akan menjadi satu-satunya produsen produk sanitari yang akan dilirik konsumen di Pulau Sumatra dengan efisiensi biaya dan waktu yang lebih menguntungkan dibanding tambahan biaya pengiriman produk dari pulau Jawa dan luar negeri. MARK akan memasarkan produk sanitari ke seluruh pelosok Indonesia.
(CM)
Editor : Rizqa Leony Putri
Artikel Terkait