Profesor di USU Sulap Limbah Kulit Udang Jadi Bahan Serum Anti Penuaan (Foto: ilustrasi Pixabay)

MEDAN, iNews.id - Guru Besar Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Dr Harry Agusna menyulap kulit udang menjadi senyawa chitosan. Senyawa itu bisa menjadi bahan serum anti penuaan.

Ketertarikannya meneliti dan mengolah limbah chitosan bermula pada tahun 1987 saat melanjutkan pendidikan magisternya di Universitas Kebangsaan Malaysia. Saat itu, Guru Besar FMIPA USU ini melakukan penelitian menggunakan bahan-bahan kimia aromatik. Menurutnya, Chitosan memiliki banyak potensi. 

“Jadi saya mencoba kepada bahan-bahan kimia aromatic sehingga bisa dipisahkan senyawa dari c6 - c10. Inilah yang menyebabkan tertariknya kita melakukan penelitian,” katanya saat ditemui di rumahnya, Rabu (7/6/2023).

Awalnya, keluarga Prof Harry sempat skeptis terhadap potensi yang dimiliki kulit udang, tetapi setelah diaplikasikan, produk penelitian tersebut menarik perhatian keluarganya. Proses memproduksi chitosan terbilang sederhana. 

Prof Harry menjelaskan mulanya udang sudah dipisahkan dari kulitnya, kemudian kulit tersebut disimpan untuk dikeringkan atau langsung direndam di air basa untuk menghilangkan bau.

“Jangan dimasak (kulit udang) karena bisa merusak (menghilangkan senyawa). Saya hanya merendam saja dan jadilah bahan tadi,” katanya.

Profesor di USU Sulap Limbah Kulit Udang Jadi Bahan Serum Anti Penuaan (Foto: iNews/Wahyudi Aulia)

Lebih lanjut , untuk menetralkan bau, protein dan mineral yang terkandung dalam  kulit udang dibuang terlebih dahulu. 

Sejauh ini produk-produk yang telah diproduksi oleh Prof Harry mendapat sambutan yang baik dari banyak pihak. Salah duanya produk Kitosan Hand Sanitizer dan Chitosan Paper Soap yang diberikan dan digunakan masyarakat saat Pandemi Covid-19 mewabah. Beliau membuat terobosan hand sanitizer bebas alkohol dari chitosan tersebut.

Sayangnya, produk-produk tersebut belum diedarkan di publik karena masih memenuhi beberapa persyaratan agar dapat disebarluaskan, salah satunya harus memiliki perusahaan. Karena itu, Prof Harry berharap agar universitas ikut membantu proses pengedaran produk agar dapat digunakan oleh masyarakat luas.


Editor : Nani Suherni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network