KARO, iNews.id – Status Gunung Sinabung resmi turun dari Level IV Awas menjadi level III Siaga. Penurunan status telah dikeluarkan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Kepala Pusat PVMBG Kasbani mengungkapkan, penetapan status ini setelah mengevaluasi aktivitas gunung api itu sejak Januari 2018 hingga Mei 2019. Hasil pemantauan selama 1,5 tahun, disimpulkan telah terjadi penurunan aktivitas.
Di mana berdasarkan pengamatan deformasi dengan menggunakan metode EDM dan Tiltmeter, terjadi migrasi magma kepermukaan dengan volume yang relatif kecil.
Dari data tersebut, PVMBG memutuskan menurunkan status Gunung Sinabung dari Level IV (Awas) ke Level III (Siaga) terhitung sejak Senin (20/5/2019) jam 10.00 WIB. Gunung api yang ditetapkan dalam Status Level IV Awas pada 2 Juni 2015 resmi diturunkan.
"Tetapi yang harus dicatat, tingkat status Gunung Sinabung dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan tingkat ancaman dan potensi bahaya," ujar Kasbani, Senin (20/5/2019)
Selain berkurangnya intensitas erupsi, intensitas kegempaan Gunung Sinabung juga mengalami penurunan. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan grafik energi amplitudo gempa (RSAM). Kendati pada Mei 2019, sempat terjadi 3 kali erupsi namun semuanya relatif kecil dan bertekanan rendah.
"Kemunculan gempa hybrid pada pertengahan Mei 2019 menunjukkan saat ini sumber aktivitas vulkanik bertekanan rendah. Erupsi ini kecil jika dibandingkan dengan erupsi magmatik yang terjadi Juni 2018 lalu," katanya.
Kasbani menuturkan, kendati mengalami penurunan status, pihaknya tidak akan menarik zona larangan yang sudah ditetapkan. Kawasan desa yang sudah direlokasi tetap dilarang dimasuki wisatawan maupun masyarat. Selain itu kawasan yang masuk dalam radius 3 Km sektor barat-selatan, 5 Km sektor selatan-timur, 4 Km sektor timur-utara dan 3 Km sektor utara barat dari puncak Gunung Sinabung.
Dia juga mengimbau masyarakat yang tinggal dibantaran Sungai Lau Borus untuk tetap waspada mengingat potensi lahar dingin masih terjadi. Hal ini mengingat bendungan lahar dingin sewaktu-waktu dapat jebol dan berpotensi menyebabkan banjir lahar dingin.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait