"Biasanya sewaktu ayah mereka masih bekerja kami tidaklah kekurangan seperti sekarang ini. Saya dan anak-anak sering dibantu abang ipar untuk biaya hidup dan sekolah," katanya.
Meski berat, mau tidak mau Atik harus melakukan pekerjaan kasar agar anak-anaknya dapat makan dan sekolah.
"Hanya kepada Allah saya berharap pertolongan agar bisa bertahan untuk hidup. Pagi hari setelah mengurus anak-anak, saya pergi mencuci pakaian tetangga. Siang hingga sore saya mengambil upahan mengupas kelapa," ucapnya.
Namun secercah harapan terbersit di wajah tua Atik yang mengetahui dari kepala desa dan televisi di rumah tetangga jika ternyata di Batubara ada pejuang kaum dhuafa.
"Saya dengar pejuang kaum dhuafa tersebut Bapak Kapolres Batu Bara AKBP Ikhwan Lubis. Semoga saja Bapak Kapolres melihat penderitaan kami dan memberi pertolongan mengatasi kesusahan kami," tuturnya.
Senada disampaikan abang iparnya, Rustam yang mengalami kelumpuhan. Dia berharap Kapolres Batubara dapat membantu keluarga adiknya serta memberinya kursi roda.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait