Selain mulai merendam permukiman warga, air juga menggenangi akses jalan penghubung Kabupaten Batu Bara dan Simalungun. Kendati demikian, warga masih bertahan di kediaman masing-masing karena belum tersedia tenda pengungsian BPBD.
Desi, seorag warga Desa Perkebunan Tanjung Kasau mengatakan, terakhir kali mereka mengalami banjir pada 20 tahun lalu. Air cepat naik hingga membanjiri permukiman warga.
“Tadi kan belum segini, ini sudah tambah tinggi. Khawatirlah, takutnya air banjir tambah naik,” katanya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait