JAKARTA, iNews.id - Tradisi Mangokal Holi Suku Batak Toba merupakan tradisi yang dilakukan untuk memuliakan leluhur atau nenek moyang. Penghormatan tersebut dilakukan oleh keturunannya yang masih hidup.
Hingga saat ini, Mangokal Holi atau Mangongkal Holi masih dilestarikan oleh suku Batak Toba. Tradisi turun-temurun ini bahkan sudah ada sejak nenek moyang suku Batak pra-Kristen.
Adapun ulasan lengkap mengenai Mangokal Holi yang patut untuk disimak adalah sebagai berikut.
Tradisi Mangokal Holi Suku Batak Toba
Secara harfiah, Mangokal Holi berarti menggali kubur. Sedangkan definisi dari Mangokal Holi sendiri adalah menggali kuburan para leluhur untuk memindahkan tulang belulangnya ke tempat yang lebih tinggi.
Biasanya, tulang belulang tersebut akan ditempatkan di sebuah monumen atau tugu yang dibangun khusus oleh keturunan dari mayat tersebut yang masih hidup. Semakin bagus tugu yang dibuat, maka akan semakin tinggi status marga tersebut.
Tujuan dilakukan Mangokal Holi
Suku Batak menganggap Mangokal Holi adalah sarana untuk mendapatkan hagabean (panjang umur) dan hasangapan (kehormatan).
Pasalnya, mereka meyakini bahwa leluhur yang telah meninggal harus dihormati untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Adapun tujuan Mangokal Holi apabila dirinci secara detail adalah sebagai berikut.
-Memberikan penghormatan kepada orangtua atau leluhur.
-Mengangkat derajat dan kehormatan marga.
-Mempererat tali persaudaraan dalam marga.
-Mendapatkan keberkahan dari nenek moyang.
-Menyatukan jasad nenek moyang dalam satu tempat yang sama.
Kapan Mangokal Holi dilaksanakan?
Secara umum, tidak ada aturan pasti mengenai waktu pelaksanaan Mangokal Holi. Akan tetapi, orang-orang dari suku Batak biasanya melangsungkan tradisi ini setelah bermimpi berjumpa leluhur atau tetua yang sudah meninggal dan memohon untuk dipindahkan tulang belulangnya ke tempat yang lebih tinggi.
Editor : Komaruddin Bagja