LANGKAT, iNews.id - Puluhan warga Desa Kuta Gajah, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara mendatangi kantor Bupati Langkat, Jumat (4/3/2022). Mereka menuntut ganti rugi lahan perkebunan yang terendam banjir akibat pembangunan bendungan pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) yang dikerjakan PT Thong Langkat Energi.
Seusai rapat di Kantor Bupati, para ibu rumah tangga, warga Desa Kuta Gajah, Bahorok, meluapkan emosi mereka karena tidak mendapatkan titik temu terkait penyelesaian ganti rugi. Mereka melanjutkan aksi dengan jalan kaki dari Kantor Bupati Langkat menuju ke Kantor Gubernur dan DPRD Provinsi Sumut di Kota Medan, Sumatera Utara.
Emak-emak itu mengamuk seusai mendengar hasil rapat dari perwakilan yang digelar di Kantor Bupati Langkat yang dihadiri pihak Pemkab Langkat. Warga kesal karena telah berulang kali mengadukkan nasib mereka ke DPRD dan Pemkab Langkat, namun tidak ada hasil.
Sambil membawa peralatan memasak, di depan Kantor DPRD Langkat, warga yang didominasi oleh para emak-emak pun menyampikan kekesalan dengan marah-marah karena saat bertemu dengan pelaksana tugas (plt) Bupati Langkat namun tidak mendapat titik temu terkait penyelesaian ganti rugi lahan perkebunan milik mereka yang terendam banjir.
"Karena kesal dan tidak mendapat kepastian tentang ganti rugi lahan dari Pemkab dan DPRD Kabupaten Langkat, puluhan warga melakukan aksi jalan kaki dari Kantor Bupati Langkat menuju ke Kantor Gubernur dan DPRD Provinsi Sumut di Kota Medan untuk mengadukan nasib mereka," kata Susi, warga Desa Kuta Gajah, Kecamatan Bahorok yang melakukan aksi jalan kaki.
Susi menyatakan, akibat lahan terendam, warga tidak bisa memanen hasil kebun milik mereka. Kondisi ini telah terjadi selama tiga bulan. "Warga tidak punya penghasilan lain selain berkebun," ujar Susi.
Editor : Agus Warsudi
banjir langkat bupati langkat dprd langkat langkat Kabupaten Langkat pemkab langkat gubernur sumut kantor gubernur sumut kota medan
Artikel Terkait