4 Contoh Teks Pidato Singkat 10 Hari Terakhir Ramadhan
JAKARTA, iNews.id - Inilah 4 contoh teks pidato singkat 10 hari terakhir Ramadhan. Ceramah ini bisa dibacakan setelah selesai salat tarawih berjamaah atau saat ada kajian agama Islam di bulan Ramadhan.
Sebagaimana yang telah diketahui, 10 hari terakhir Ramadhan memiliki kemungkinan besar akan terjadi Lailatul Qadar. Sementara itu, Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa, dimana kebaikannya melebihi 1.000 bulan.
Oleh sebab itu, mengingatkan sesama muslim untuk memperbanyak ibadah pada 10 hari terakhir dianjurkan untuk dilakukan. Adapun teks ceramah mengenai tema tersebut adalah sebagai berikut.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam yang telah memberi kita nikmat yang berlimpah hingga detik ini, sehingga bis menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadhan yang penuh barokah dan maghfiroh. Sholawat serta salam, mari kita curahkan kepada Nabi Muhammad saw, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.
Hadirin yang Dirahmati Allah Alhamdulillah, tanpa terasa puasa yang kita jalani sudah memasuki 10 hari terakhir Bulan Ramadhan. Tentu, sebagai seorang mukmin sedih karena berarti tak lama lagi Bulan Ramadhan segera berlalu meninggalkan kita. Karena itu, mari perbanyak amal ibadah dengan menghidupkan ibadah di malam hari atau qiyamu ramadhan agar mendapat kemuliaan malam Lailatul Qadar.
Hadirin yang Dirahmati Allah Malam Lailatul Qadar memiliki banyak makna. Sebagian ulama mengartikan malam lailatul Qadar adalah malam mulia tiada bandingannya. Malam itu mulia karena turunnya Alquran. Pendapat kedua, malam Lailatul Qadar adalah malam kesempitan karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi pada malam itu. Ibnu Qudamah dalam Kitab Al Mughni mengartikan Malam Lailatul Qadar sebagai malam penetapan karena Allah menetapkan segala sesuatu untuk tahun itu baik hal-hal yang terkait dengan kebaikan atau keburukan termasuk urusan rezeki.
Lailatul Qadar dipahami oleh sebagian ulama sebagai malam mulia tiada bandingnya. Malam itu mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al Quran. Lailatul Qadar adalah nama julukan untuk suatu malam di mana di malam itu Al Quran diturunkan sepenuhnya dari Lauhul Mahfuz ke langit dunia, secara sekaligus bukan sedikit-sedikit. Ini adalah masa penurunan (nuzul) Al-Quran fase pertama.
Dalil malam Lailatul Qadar Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Qadr ayat 1-5. إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar". (QS. Al Qadr: 1-5).
Quraish Shihab dalam bukunya “Membumikan Alquran” menjelaskan, kata qadr paling tidak digunakan untuk tiga arti: Penetapan dan pengaturan sehingga Lailatul Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Ada ulama yang memahami penetapan itu dalam batas setahun. Alquran yang turun pada malam Lailatul Qadar diartikan bahwa pada malam itu Allah SWT mengatur dan menetapkan khittah dan strategi bagi Nabi-Nya, Muhammad SAW, guna mengajak manusia kepada agama yang benar yang pada akhirnya akan menetapkan perjalanan sejarah umat manusia, baik sebagai individu maupun kelompok.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ إنَّ الْحَمْدَ ِلله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِيْرُهُ وَنَعُوْذُ بِالله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيٍّئاَتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِي اللهُ فَلَامُضِلَّ لَهْ، وَمَنْ يَضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهْ، أَشْهَدُ اَنْ لَّا اِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهْ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه لَانَبِيَّ بَعْدَهْ. أما بعد.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas nikmat iman dan Islam. Atas karunia-Nya juga, kita bisa berkumpul di tempat mulia ini. Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dengan cahaya Islam.
Hadirin yang Dirahmati Allah Melakukan ibadah di dalam malam Lailatul Qadar sebanding pahalanya dengan melakukan ibadah selama seribu bulan, telah disebutkan di dalam kitab Sahihain melalui Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: «مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»
Barang siapa yang melakukan qiyam (salat sunat) di malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala dan ridaAllah, maka diampunilah baginya semua dosanya yang terdahulu.
Karena itu, di 10 hari terakhir Bulan Ramadhan, Muslim dianjurkan untuk meningkatkan amal ibadah dengan qiyamul lail seperti yang telah dicontohkan Baginda Nabi Muhammad SAW Nabi Muhammad saw ketika masuk sepuluh terakhir Ramadhan ialah beri’tikaf atau berdiam diri dimasjid dengan segala kegiatan ibadah.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ
‘Aisyah ra bercerita bahwa: “Nabi saw (selalu) beri’tikaf di sepuluh terakhir bulan Ramadhan sampai Allah SWT mewafatkan beliau” (HR Bukhori & Muslim).
Rasulullah menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak ibadah khususnya di 10 hari terakhir Ramadhan agar bisa mendapatkan anugerah Lailatul Qadar. Dari Jabir ibnu Abdullah, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
«إِنِّي رَأَيْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فَأُنْسِيتُهَا وَهِيَ فِي العشر الأواخر من لياليها وهي طَلْقَةٌ بِلُجَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةٌ كَأَنَّ فِيهَا قَمَرًا لَا يَخْرُجُ شَيْطَانُهَا حَتَّى يُضِيءَ فَجْرُهَا»
Sesungguhnya aku telah melihat malam Lailatul Qadar, lalu aku dijadikan lupa kepadanya; malam Lailatul Qadar itu ada pada sepuluh terakhir (bulan Ramadan), pertandanya ialah cerah dan terang, suhunya tidak panas dan tidak pula dingin, seakan-akan padanya terdapat rembulan; setan tidak dapat keluar di malam itu hingga pagi harinya.
Menurut riwayat yang lain, kejadian itu terjadi pada pagi hari tanggal 21 Ramadan; diketengahkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim di dalam kitab sahihnya masing-masing. Imam Syafii mengatakan bahwa hadis ini merupakan hadis yang sanadnya paling sahih.
Dalam sebuah hadits Rasulullah mengisyaratkan mengenai Lailatul Qadar. "Carilah Lailatul Qadar itu pada malam-malam ganjil di sepuluh terakhir Bulan Ramadan" (HR. Bukhori).
Hadis di atas mengisyaratkan bahwa Lailatul Qadar itu datang pada malam ganjil di 10 terakhir Ramadan. Bisa saja malam yang lebih baik dari seribu bulan itu datang pada tanggal 21, 23, 25, 27, atau 29.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلْحَمْدُ لِلّٰه، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، أَمَّا بَعْدُ
Alhamdulillah pada hari ini kita masih diberi kesempatan untuk bertatap muka dalam suasana yang penuh kebahagiaan. Salawat serta salam kita sanjungkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman penuh kegelapan ke zaman yang terang benderang dengan percikan iman dan Islam.
Hadirin yang DIrahmati Allah SIAPA umat Islam yang tak mau meraih atau bertemu dengan malam Lailatul Qadar? Jawabannya pasti tidak ada. Semua orang muslim pasti sangat ingin bertemu dengan malam Lailatul Qadar. Hal ini karena malam Lailatul Qadar memiliki sejumlah keutamaan yang tak terdapat di malam selainnya. Salah satunya, yang mungkin paling populer, adalah ganjaran pahala setara dengan 1000 bulan, atau jika dikonversikan ke dalam hitungan tahun menjadi sekitar 83 tahun. Maka dari itu, malam Lailatul Qadar juga sering disebut dengan malam Seribu Bulan.
Namun, sayangnya, umat Islam tidak mengetahui kapan waktu persis malam Lailatul Qadar. Hal ini menjadi rahasia Allah swt semata. Namun, banyak ulama mengatakan, berdasarkan hadis Nabi Muhammad saw, bahwa malam Lailatul Qadar datang pada 10 hari terakhir di bulan Ramadan. Secara spesifik, ada juga yang mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar hadir pada 10 hari terakhir bulan Ramadan di malam ganjil. Wallahu a’lam. Karena ketidaktahuan kapan datangnya malam Lailatul Qadar, umat Islam dianjurkan untuk senantiasa beribadah sepanjang malam di bulan Ramadan, terutama di 10 malam terakhir bulan Ramadan.
Ini juga yang menyebabkan umat Islam tak tahu, apakah mereka mendapatkan atau bertemu dengan malam Lailatul Qadar, atau tidak? Dalam hal ini, beberapa ulama menjelaskan bahwa ada beberapa tanda orang mendapatkan Lailatul Qadar. Jadi, ini bisa menjadi salah satu patokah, apakah seseorang sudah mendapatkan malam Lailatul Qadar atau belum. Tanda Orang Mendapat Lailatul Qadar Surah yang menjelaskan mengenai malam Lailatul Qadar terdapat dalam QS. Al-Qadr/97.
Ayat terakhir surah QS. Al-Qadr/97 disebut-sebut bisa dijadikan patokan untuk mengidentifikasi seseorang telah mendapat Lailatul Qadar atau belum. Pertama, orang yang mendapatkan malam Lailatul Qadar hari-harinya akan senantiasa mendapatkan ketenangan. Ketenangan ini akan didapatkan oleh orang yang mendapat malam Lailatul Qadar hingga fajar terbit. Allah swt berfirman: Artinya: “Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.” Kedua, orang yang mendapatkan malam Lailatul Qadar akan senantiasa bertambah kebaikannya. Ia akan senantiasa berbuat baik, entah dalam perkataan, perbuatan, watak, maupun sikapnya. Orang yang salih senantiasa berbuat baik pada setiap gerak kehidupannya. Senantiasa bermanfaat bagi orang-orang sekitar yang membutuhkannya.
Demikian beberapa tanda orang yang mendapatkan malam Lailatul Qadar. Namun, hal ini pun masih sulit untuk diidentifikasi oleh manusia karena sisi subjektivitasnya. Mungkin, mengenai hal ini, yakni malam Lailatul Qadar, hanya Allah swt yang tahu segala seluk-beluknya.
Sebagai hamba-Nya, kita hanya bisa berusaha sebaik mungkin beribadah kepada-Nya. Umat Islam mesti meningkatkan ibadahnya di sisa-sisa bulan Ramadan. Hal ini karena dikatakan bahwa malam Lailatul Qadar hadir pada 10 hari terakhir bulan Ramadan.
Assalamualaikum wr. wb.
Tidak terasa Ramadhan sudah memasuki 10 hari terakhir. Tentu sebagai umat Muslim yang sangat berbahagia saat menyambut kedatangan bulan mulia ini dan menjalaninya dengan serangkaian amalan di dalamnya, kita menginginkan momen agung ini bisa dilalui dengan semaksimal mungkin. Rasulullah saw sendiri diriwayatkan menjadikan 10 hari terakhir ini untuk lebih maksimal dalam beribadah.
Dalam hadits riwayat Sayyidah ‘Aisyah disebutkan,
كَانَ رَسُوْلُ اللهً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِيْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِيْ غَيْرِهِ
Artinya, “Pada malam sepuluh terakhir, Rasulullah saw (lebih) bersungguh-sungguh (untuk beribadah), melebihi kesungguhan pada malam yang lain.” (HR Muslim).
Editor: Komaruddin Bagja