6 Pebulu Tangkis Tersukses di Kejuaraan Dunia Sepanjang Masa, Nomor 4 Putri Daerah Manado

JAKARTA, iNews.id - Sebanyak 6 pebulu tangkis tercatat meraih kesuksesan di kejuaraan dunia sepanjang masa. Siapa sangka, salah satunya merupakan putri daerah dari Manado, Sulawesi Utara (Sulut).

Diketahui, tahun 1977 turnamen kejuaraan dunia BWF pertama kali digelar. Sebagai ajang bergengsi, penyelenggaraan BWF mempertemukan berbagai pemain bulu tangkis di dunia. 

Baca Juga

Pecah Telur! Anthony Ginting Akhirnya Libas Jago Bulu Tangkis China Shi Yuqi

Tercatat hingga kini setidaknya ada enam pebulu tangkis yang paling sukses di Kejuaraan Dunia. Siapa saja mereka? 

Berikut 6 pebulu tangkis tersukses di Kejuaraan Dunia: 

1. Lin Dan 

Pebulu tangkis tersukses di kejuaraan dunia pertama yakni Lin Dan. Pemain tunggal putra terbaik China telah mengukir banyak prestasi. Dalam perhelatan Kejuaraan Dunia BWF, Lin Dan tercatat sebagai pemain bulu tangkis yang sukses mendapatkan medali emas terbanyak, yaitu sebanyak lima kali. 

Baca Juga

5 Pelatih Bulu Tangkis Indonesia di Luar Negeri yang Curi Perhatian Dunia, Nomor 3 Guru Lee Chong Wei

Pada tahun 2006, 2007, 2009, 2011, dan 2013 Lin Dan berhasil menjadi juara dunia dalam pertandingan tunggal putra. 

2. Park Joo-bong 

Pada tahun 1980-an hingga tahun 1990-an, nama Park Joo-bong mendominasi ganda putra dan ganda campuran dunia. Dia merupakan atlet asal Korea Selatan yang selama kariernya telah berhasil meraih 5 medali emas di Kejuaraan Dunia BWF. 

Baca Juga

Infografis 6 Pebulu Tangkis Tersukses di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis

Di tahun 1985 dan 1991, dia berhasil mendapatkan medali emas dalam pertandingan ganda putra di Kejuaraan Dunia. Lalu di tahun 1985, 1989 dan 1991, dia mendapatkan medali emas untuk ganda campuran di Kejuaraan Dunia berpasangan dengan Kim Moon Soo, Yoo Sang Hee dan Chung Myung Hee.

3. Zhao Yunlei 

Atlet bulu tangkis selanjutnya yang sukses dalam Kejuaraan Dunia BWF adalah Zhao Yunlei asal China. Selama perjalanan kariernya, Zhao Yunlei telah berhasil memperoleh lima medali dalam Kejuaraan Dunia. Tergabung dalam ganda putri bersama dengan Tian Qing, Zhao Yunlei berhasil mendapatkan medali emas pada tahun 2014 dan 2015. 

Baca Juga

6 Pebulu Tangkis Tersukses di Kejuaraan Dunia, Nomor 5 Pembunuh Berdarah Dingin dari Indonesia

Sedangkan di tahun 2011, 2014 dan 2015, Zhao Yunlei meraih medali emas ganda campuran berpasangan dengan Zhang Nan. Atas prestasinya, Zhao Yunlei kemudian mendapatkan penghargaan tertinggi bulu tangkis yaitu BWF Hall of Fame pada tahun 2022. Kisah cintanya dengan pasangan gandanya pun sempat viral di media sosial.

4. Liliyana Natsir 

Nama Liliyana termasuk dalam jajaran pemain bulu tangkis legendaris Indonesia. Selama menekuni olahraga ini, dia sudah berhasil mengoleksi 51 gelar internasional. Putri asal Manado ini meraih medali emas Kejuaraan Dunia sudah 4 kali yaitu pada tahun 2005, 2007, 2013, dan 2017. Selain itu, ada 24 BWF Super Series dan 10 gelar BWF Grand Prix/Grand Prix Gold yang berhasil Liliyana peroleh.

5. Gao Ling 

Gao Ling merupakan pemain bulu tangkis putri asal China. Dia merupakan peraih 4 medali emas Kejuaraan Dunia BWF. Gao Ling mendapatkan 3 medali emas pada nomor ganda putri pada tahun 2001, 2003 dan 2006 sedangkan 1 medali emas diraih pada nomor ganda campuran pada tahun 2001.

Gao Ling mendapat dua medali dalam satu Kejuaraan Dunia di Sevilla, Spanyol. Kala itu Gao Ling juara di sektor ganda putri bersama Huang Sui. Mereka memenangi perang saudara melawan Zhang Jiewen/Wei Yili. Kemudian Gao Ling juga juara nomor ganda campuran bersama dengan Zhang Jun. Mereka mengandaskan perlawanan Kim Don-moon/Ra Kyung-min asal Korea Selatan.  

6. Hendra Setiawan 

Hendra Setiawan dinilai sebagai salah satu pemain ganda putra terhebat dalam sejarah bulu tangkis Indonesia. Diketahui, dia pernah mendapatkan medali emas dalam Kejuaraan Dunia sebanyak empat kali. 

Medali emas pertama kali didapatkan pada tahun 2007 bersama dengan rekannya, Markis Kido. Selanjutnya, medali kedua, ketiga, dan keempat berhasil ia raih saat berpasangan dengan Mohammad Ahsan, yakni pada tahun 2013, 2015, dan 2019.

Editor: Nani Suherni