Banjir Bandang dan Longsor di Sumut: 12 Warga Tewas dan 7 Orang Hilang
MEDAN, iNews.id - Bencana alam meliputi banjir bandang dan longsor menerjang sejumlah wilayah di Sumatera Utara (Sumut), Selasa (25/11/2025). Akibatnya, 12 orang meninggal dunia, 10 korban luka dan 7 warga masih dalam pencarian tim SAR gabungan.
Data Polda Sumut, terdapat 65 kejadian bencana meliputi tanah longsor, banjir, pohon tumbang, dan angin puting beliung di delapan kabupaten/kota. Situasi ini menimbulkan korban jiwa dan kerusakan signifikan. Selain itu, 2.543 kepala keluarga terdampak rumah rusak akibat banjir dan longsor serta 445 warga terpaksa mengungsi.
Perinciannya terdiri dari 38 tanah longsor, 24 banjir, dua pohon tumbang dan satu angin puting beliung. Lokasi terdampak mencakup Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Kota Gunung Sitoli, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Pakpak Bharat. Kondisi di lapangan disebut sangat memprihatinkan.
Kabupaten Tapanuli Tengah mencatat tanah longsor di delapan kecamatan disertai banjir besar yang merendam permukiman. Peristiwa ini menimbulkan korban meninggal serta memicu pengungsian massal. Di tahun ini, wilayah tersebut menjadi salah satu titik rawan longsor paling serius.
Kota Sibolga juga terdampak dengan enam titik longsor yang menelan korban jiwa dan menyebabkan puluhan rumah rusak berat. Wilayah pesisir ini terus berjuang menghadapi curah hujan ekstrem yang memicu banjir bandang. Sebagian jalan utama bahkan sempat terisolasi.
Kabupaten Tapanuli Utara dan wilayah lain turut mengalami longsor, banjir, dan pohon tumbang. Infrastruktur jalan terganggu dan aktivitas warga lumpuh. Kerusakan rumah serta gangguan arus lalu lintas terjadi di berbagai titik akibat material longsoran.
Kasubbid Penmas Polda Sumut Kompol Siti Rohani mengatakan pihaknya telah mengerahkan pasukan Brimob, Ditsamapta, Bid TIK, Bid Dokkes, dan personel lain sejak Selasa (25/11/2025).
“Tindakan kepolisian meliputi evakuasi korban, pengamanan lokasi, pengaturan lalu lintas, serta pendirian posko darurat dan dapur umum untuk membantu masyarakat terdampak. Selain itu, koordinasi intensif dilakukan bersama BPBD dan pemerintah daerah setempat untuk langkah antisipatif menghadapi potensi bencana susulan,” katanya dikutip dari iNews Medan, Rabu (26/11/2025).
Penggunaan teknologi komunikasi seperti HT Harris, mobil repeater, drone, dan Starlink mempercepat koordinasi tim SAR. Kondisi cuaca yang masih menunjukkan intensitas hujan tinggi menjadi tantangan utama proses evakuasi. Bahkan debit air banjir mencapai empat meter di beberapa wilayah.
“Polda Sumut berkomitmen untuk terus memberikan dukungan dan bantuan kemanusiaan, termasuk penyediaan logistik, makanan, pakaian, dan tempat pengungsian representatif bagi warga yang terdampak. Upaya pemulihan infrastruktur dan sosialisasi kesiapsiagaan bencana juga akan terus dilakukan guna mengurangi risiko pada masa mendatang,” kata Kompol Siti Rohani.
Dia menegaskan Polda Sumut terus memantau situasi dan mengoptimalkan koordinasi dengan seluruh pihak terkait. Sumber daya tambahan akan dikerahkan demi keselamatan masyarakat. Upaya kemanusiaan menjadi fokus utama dalam menghadapi bencana alam Sumut.
Editor: Donald Karouw