get app
inews
Aa Text
Read Next : SAR Kerahkan Helikopter Cari 5 Orang Sekeluarga yang Hilang saat Banjir Bandang Labura

Banjir Bandang di Labura, 675 Kepala Keluarga Mengungsi akibat Rumah Rusak

Senin, 30 Desember 2019 - 16:05:00 WIB
Banjir Bandang di Labura, 675 Kepala Keluarga Mengungsi akibat Rumah Rusak
Warga Labuhanbatu Utara, Sumut harus mengungsi akibat rumah mereka rusak diterjang banjir bandang, Senin (30/12/2019). (Foto: iNews.id/Stepanus Purba)

LABURA, iNews.id – Ratusan kepala keluarga dari dua desa di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatera Utara (Sumut) harus mengungsi ke tempat lebih aman akibat rumah mereka rusak diterjang banjir bandang, Mingu (29/12/2019) dini hari lalu.

Kedua desa yang diterjang bencana itu yakni, Hatapang dan Pematang. Dari data BPBD Sumut, hingga Senin (30/12/2019) ada sebanyak 675 kepala keluarga yang mengungsi di rumah penduduk yang tidak terdampak banjir.

“Untuk di Desa Pematang ada 475 KK (kepala keluarga) yang rumahnya terendam banjir. Di Desa Hatapang 200 lebih. Tidak semua (rumah) rusak,” kata Kepala BPBD Sumatera Utara, Riadil Lubis. 

Selain memaksa ratusan kepala keluarga harus mengungsi, Riadil juga mengungkapkan puluhan rumah warga rusak akibat banjir bandang. Dari pendataan sementara, ada sebanyak 36 rumah rusak berat. Rinciannya, 17 rumah di Desa Pematang dan 19 rumah di Hatapang. 

“Untuk jumlah pastinya, belum didapat karena tim masih melakukan pendataan. Namun untuk sekarang, kondisi warga mengungsi di rumah penduduk dan di sekolah-sekolah yang berada di ketinggian,” katanya.

Pascabanjir bandang, kata Riadil, tim gabungan bersama masyarakat setempat terus bekerja bakti membersihkan material kayu dan batu yang terbawa banjir.

“Untuk saat ini kita telah membentuk posko kesehatan, dapur umum dan sebagainya. Kita juga semalam sudah mengerahkan alat berat untuk melakukan pembersihan," katanya.

Terkait kondisi saat ini, Riadil menuturkan, tim BPBD berupaya masuk ke Desa Hatapang yang sebelumnya terisolasi. 

Lokasi Desa Hatapang hingga saat ini masih sulit untuk dilalui kendaraan. Hal ini dikarenakan jembatan penghubung terputus.

"Lokasi tersebut masih belum terisolir. Dampak banjir bandang ini juga di lahan pertanian yang tertimbun lumpur dan pohon-pohon lebih kurang 15 hektare. Kalau ke sana kita jalan kaki, belum bisa masuk kendaraan. (Tapi) kita akan terus berusaha. Tadi saya uda kontak pak bupati, paling cepat sore nanti sudah bisa lewat kendaraan," kata Riadil.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut