Cerita Rakyat Sumatera Utara, Asal Usul Kota Medan
PEMATANGSIANTAR, iNews.id - Cerita rakyat Sumatera Utara kali ini membahas asal usul Kota Medan. Diketahui setiap tanggal 1 Juli selalu diperingati sebagai hari jadi Kota Medan.
Medan merupakan kota terbesar di Sumatera Utara, namun dahulu namanya Tanah Deli. Disebut Tanah Deli karena kondisi tanahnya berawa-rawa. Luas wilayahnya diperkirakan sekitar 4.000 hektare.
Dahulu Medan juga dijuluki sebagai “Paris Van Sumatera” karena bangunan dan kondisi lingkungannya yang mirip dengan Eropa. Medan juga menjadi kota industri, perdagangan, dan bisnis.
Dilansir dari portal resmi Pemko Medan, dalam bahasa Melayu, Medan berarti tempat yang luas atau juga tanah lapang untuk berkumpul.
Terdapat juga banyak sungai yang melintasi kota Medan ini, di antaranya Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang Saling/Sei Kera. Semua sungai itu akan bermuara ke Selat Malaka.
Orang yang pertama membuka perkampungan di Medan yakni Guru Patimpus yang merupakan seorang putra Karo bermarga Sembiring Pelawi. Dia beristrikan seorang putri Datuk Pulo Brayan.
Nama perkampungan yang didirikan Guru Patimpus yakni “Medan Putri”. Kampung itu merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang terletak di pertemuan Sungai Deli dan Sungai Babura.
Setelah 20 tahun “Medan Putri” tercipta, muncul suatu gagasan atau ide. Sultan Aceh memerintahkan panglimanya yang bernama Gocah Pahlawan untuk menjadi pemimpin di Tanah Deli sebagai perwakilan dari Sultan Aceh. Tak lama setelah Gocah Pahlawan memimpin, dia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya. Dia berhasil mendapatkan Kecamatan Percut Sei Tuan dan Kecamatan Medan Deli sekarang.
Dia juga membangun kampung kampung lainnya, hal ini agar semua wilayah kekuasaannya menjadi maju dan berkembang. Namun pada tahun 1653 Gocah Pahlawan menghembuskan napas terakhirnya dan digantikan oleh putranya yang bernama Tuanku Panglima Perunggit. Kemudian Tuanku Panglima Perunggi memproklamirkan kemerdekaan Kesultanan Deli dari Kesultanan Aceh pada tahun 1669 .
Medan menjadi semakin maju karena menjadi pusat perdagangan, tetapi muncullah pertanyaan, apa yang diperjualbelikan pada saat itu sehingga Medan menjadi sangat maju?. Salah satu faktor besar kemajuan ekonomi di Medan yakni melalui perkebunan tembakau yang mana bekerja sama dengan orang belanda yang bernama Nienhuys Van der Valk dan Elliot yang berasal dari perusahaan Firma Van Leeuwen en Mainz & Co.
Sultan Deli memberikan mereka tanah seluas 2.960 hektare yang diperuntukkan kebun tembakau. Nantinya, hasil tembakau ini diekspor ke Belanda. Ternyata hasilnya tembakau yang ditanam di Tanah Deli memiliki kualitas yang sangat bagus.
Pemerintahan di sana langsung membangun banyak perkebunan tembakau, setidaknya ada 22 kebun pada tahun 1874. Lambat laun Medan Putri pun menjadi semakin ramai dan banyak orang orang datang ke kota ini, dan berubahlah nama kota ini agar menjadi lebih singkat dan lebih dikenal dengan Kota Medan.
Editor: Nani Suherni