KSPPM Duga Banjir Bandang Humbahas akibat Deforestasi yang Kian Masif

MEDAN, iNews.id - Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) menduga banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Jumat (1/12/2023) lalu akibat deforestasi yang semakin masif.
Bencana yang yang terjadi di Desa Simangulampe, Kecamatan Bakti Raja itu mengnakibatkan dua orang tewas dan 10 lainnya masih hilang.
Investigator KSPPM, Delima Silalahi, mengatakan hasil investigasi mereka menyimpulkan bahwa banjir bandang tersebut salah satunya disebabkan oleh meluapnya Aek atau Sungai Sibuni-buni.
Menurut masyarakat setempat, Aek Sibuni-buni tersebut sempit dan debitnya kecil. Selama ini berfungsi mengairi sawah di sekitarnya. Jadi tidak ada bayangan bahwa air sungai ini akan meluap.
"Dengan menggunakan drone, KSPPM pun menelusuri hulu Aek Sibuni-buni tersebut yang menurut warga dikenal dengan nama Dolok Sibuni-Buni. Hulu Aek Sibuni-buni tepatnya berada di Desa Sitolu Bahal Kecamatan Lintong Ni Huta. Sedangkan beberapa masyarakat di Baktiraja menyebutnya dengan wilayah Parhomangan," sebut Delima, Selasa (5/12/2023).
Dari pencitraan menggunakan drone, ada terlihat beberapa titik longsor di hulu. Aliran Aek Sibuni-buni yang tadinya menurut masyarakat sungai sempit terlihat menganga. Kondisi hulu memang sudah sangat memprihatinkan dimana terlihat ada kegiatan penebangan hutan di atas.
"Bahkan ada juga hamparan tanaman monokultur eukaliptus seluas sekitar 15,6 hektar yang baru dipanen. Dari video masih terlihat log-log kayu eukaliptus yang tidak diangkut," jelasnya.
Di beberapa titik banjir bandang di Simangulampe juga ditemukan banyak potongan kayu eukaliptus yang hanyut terbawa air dan lumpur. Pada tahap pemanenan eukaliptus juga dilakukan pembukaan jalan yang merusak anak-anak sungai.
Editor: Kastolani Marzuki