Lobak asal Sumut Laris Manis di Jepang, Ekspor Naik Hampir 90 Persen
MEDAN, iNews.id - Lobak asal Sumatra Utara (Sumut) laris manis di Jepang. Bahkan, ekspor dari Januari-April 2022 naik hampir 90 persen.
Berdasarkan data lalu lintas komoditas pertanian, IQFAST Karantina Pertanian Belawan tercatat fasilitasi ekspor lobak tersebut selama bulan Januari hingga April tahun 2022 sebanyak 71,8 ton dengan nilai ekonomis Rp 1,2 miliar.
Hal ini meningkat sebanyak 88,94 persen dibanding periode sama tahun 2021 yang hanya berhasil mencatat sebanyak 38 ton dengan perolehan nilai ekonomi Rp464 juta saja. Kepala Karantina Belawan Andi PM Yusmanto mengatakan tahun 2020, ekspor lobak pada periode yang sama tidak ada permintaanya.
“Kenaikan ekspor yang cukup signifikan tentunya menjadi kabar menggembirakan dan ini merupakan sinyal optimis bagi petani lobak Sumut,” ujar Andi dalam keterangan persnya, Selasa (19/4/2022).
Menurut Andi, saat ini pasar Lobak asal Sumut ini hanya negara Jepang. Biasanya diekspor dalam bentuk lobak rebus dan digunakan di negara tujuan ekspor sebagai bahan makanan.
Lebih lanjut Andi menjelaskan pihaknya selaku koordinator upaya peningkatan ekspor pertanian di Sumut mendukung Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian yang digagas oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Dengan terus melakukan berbagai upaya, ini bisa mendorong ekspor lobak dan berharap supaya eksportir dan negara tujuan ekspor lobak semakin banyak.
“Kami secara intens melakukan bimbingan teknis, sanitari dan fitosanitari sebagai persyaratan negara tujuan ekspor, meningkatkan sinergisitas instansi terkait serta memberikan kemudahan bagi eksportir dalam perijinan supaya proses ekspornya cepat untuk mendorong tumbuhnya eksportir lobak baru,” tutur Andi.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Bambang pun memberi apresiasi kepada petani dan eksportir lobak yang berhasil mengekspor lobak kembali setelah sempat terhenti selama 2 tahun.
Sebagai informasi, BPS merilis ekspor pertanian pada bulan Maret 2022 mencapai US$ 430 juta, atau tumbuh positif sebesar 23,27 persen bila dibandingkan bulan Februari (M to M) atau 7,67 persen bila dihitung secara tahunan (Y to Y).
Dengan pertumbuhan ini, sekto pertanian turut memberikan kontribusi sebesar 1,61 persen terhadap total ekspor nonmigas di Maret 2022.
“Harapannya target Gratieks yang telah ditetapkan dapat tercapai di tahun 2024 mendatang,” kata Bambang.
Editor: Nani Suherni