Modus Baru, Warung Internet Jadi Lokasi Konsumsi Narkoba Jenis Sabu

MEDAN, iNews.id - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Utara melakukan serangkaian penindakan di berbagai lokasi diduga rawan peredaran narkoba. Salah satunya menemukan modus baru, di mana warung internet (warnet) jadi lokasi konsumsi narkoba.

Ada empat lokasi yang digerebek, mulai dari kafe hingga warnet di Kota Medan dan Binjai. Dari beberapa warung internet, BNNP mengamankan 17 orang, 13 di antaranya positif kosumsi narkoba jenis sabu.

Baca Juga

Ramalan Zodiak Hari Ini Jumat 5 November 2021: Scorpio, Cancer, dan Leo, Kontrol Rasa Cemburu Anda

Penggerebekan itu berawal dari laporan warga yang resah dengan keberadaan warnet yang selalu ramai dikunjungi anak muda. Kemudian petugas menggerebek warnet di Jalan Sei Wampu, Kota Binjai. Selain pengunjung yang positif konsumsi sabu, petugas juga menyita sejumlah alat hisap sabu (bong) yang terbuat dari botol air mineral dari lokasi warnet tersebut.

Selama satu minggu dari warnet-warnet ini, petugas BNNP mengamankan lebih kurang 50 orang. Sebanyak 400 orang terbukti konsumsi narkoba saat digerebek di warnet selama tiga bulan ini. Petugas sudah merehabilitasi sebanyak 100 lebih pengguna.

Baca Juga

Vanessa Pergi ke Surabaya untuk Bertemu Crazy Rich Urusan Bisnis 

"Kami sudah rehabilitasi sebanyak 100 lebih. Kita juga mencari bantuan untuk rehabilitasi selanjutnya," ucap Toga, Kamis (4/11/2021).

Kepala BNNP Sumut Brigjen Pol Toga Panjaitan mengatakan, pihaknya juga sedang mendalami peredaran dan pemakaian narkoba di dalam warnet. Dia mengatakan, jika penggunaan warnet sebagai lokasi konsumsi narkoba jadi modus baru.

Baca Juga

AS Setujui Penjualan 280 Rudal ke Arab Saudi Senilai Rp9,3 Triliun untuk Tangkal Serangan Houthi

"Jadi mereka itu main game, ada yang pakai (sabu) dulu ada yang pakai di dalam (warnet)," ucapnya.

Petugas juga sedang mendalami keterlibatan pemilik warnet tersebut. Hingga kini, BNNP Sumut terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menertibkan warnet-warnet yang terindikasi menyalahi aturan.

Editor: Nani Suherni